Mohon tunggu...
fitridiahmurtiana
fitridiahmurtiana Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Hobi saya menggambar dan saya juga suka dengan fotografi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pengelolaan Tanah Yang Mengandung Pirit(Besi Sulfida/FeS2)

15 Desember 2024   14:12 Diperbarui: 15 Desember 2024   14:12 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pirit ialah mineral tanah FeS2 yang sering ditemukan di lahan rawa terutama rawa pasang surut. Pirit yang berada dibalik lapisan gambut atau tanah mineral yang tergenang air aman bagi tanaman. Namun, bila pirit tersingkap lalu bersentuhan dengan udara (O2) menjadi sangat berbahaya karena teroksidasi. Proses itu menimbulkan kemasaman tanah yang hebat. Nilai pH tanah dapat anjlok. Pirit teroksidasi membentuk mineral jarosit (pada pH yang sangat masam) dan goetit (pada pH di atas 4).
Pirit dalam tanah dapat dikenali dengan beberapa indikasi: 1) tumbuhnya rumput purun atau rumput bulu babi. Lazimnya dibalik tanah tersebut ada pirit yang telah mengalami kekeringan; 2) bongkah tanah berbecak kuning jerami ditanggul saluran atau jalan. Itu menunjukan pirit yang berubah warna menjadi kuning setelah terkena udara; 3) adanya sisa kulit atau ranting kayu yang hitam seperti arang dalam tanah dengan bercak kuning jerami di sekitarnya; 4) tanah berbau busuk seperti telur yang busuk akibat aroma belerang.
Pengeringan gambut mempercepat terjadinya proses pembusukan gambut dan menyebabkan penurunan lapisan gambut. Terjadinya penurunan lapisan gambut akan menyebabkan lapisan substratum bersinggungan dengan udara.
Pirit dilapisan gambut, jika lapisan substratum gambut adalah lapisan pirit, maka oksigen di udara kemudian akan mengoksidasi lapisan pirit ini dan menghasilkan asam beracun seperti asam sulfida (H2S) atau asam sulfat (H2SO4). Tanah kemudian akan mengalami keracunan besi dan aluminum yang menghambat pertumbuhan tanaman dan bahkan dapat menyebabkan karat pada alat-alat pertanian. Asam-asam beracun ini juga bisa mengalir melalui kanal dan mengontaminasi lingkungan dan pertanian masyarakat sekitar gambut.
Kunci utama pada pengembangan di rawa adalah pengelolaan pada tanah danairnya.dimulai dari tata airnya baik mikro maupun makro, penataan lahan, ameliorasi dan pemupukan. Pengelolaan air berfungsi untuk memenuhi kebutuhan air bagi tanaman, mencegah pertumbuhan gulma pada penanaman padi sawah, mencegah terbentuknya bahan beracun melalui pencucian, mengatur tinggi air dan menjaga kualitas air. Selain itu pemberian dolomit juga dapatmeningkatkan kualitas tanah, karena dengan dolomit ini pH tanah akan naik, sehingga asam padatanah akan berkurang. Produktifitas pada tanah asam bersulfida sangatlah rendah sehingga penyuburan tanah harus dilakukan. Pemberian bahan organic yang tinggi dapat meningkatkankandungan P dan K.Pengelolaan tanah yang mengandung pirit memerlukan pendekatan yang hati-hati dan berkelanjutan untuk mencegah dampak negatif terhadap lingkungan dan produktivitas pertanian.
Sebelum melakukan pengelolaan, penting untuk memahami karakteristik tanah yang mengandung pirit. Pirit biasanya ditemukan di tanah yang terbentuk dari proses sedimentasi, terutama di daerah rawa atau lahan basah. Ketika pirit terpapar oksigen, ia akan teroksidasi dan menghasilkan asam sulfat, yang dapat menurunkan pH tanah secara drastis. Hal ini tidak hanya mempengaruhi kesuburan tanah, tetapi juga dapat menyebabkan pencemaran udara tanah dan kerusakan ekosistem akuatik
Salah satu langkah utama dalam pengelolaan tanah pirit adalah mengendalikan proses oksidasi. Menghindari mengirimkan pirit ke permukaan tanah adalah kunci untuk mencegah paparan udara. Oleh karena itu, teknik pengolahan tanah yang minim gangguan sangat dianjurkan. Misalnya, penggunaan alat pertanian yang tidak terlalu dalam dapat membantu menjaga lapisan tanah yang mengandung pirit tetap tertutup. Selain itu, pengelolaan vegetasi yang baik dapat membantu menutupi permukaan tanah, mengurangi paparan langsung terhadap udara.
Pengelolaan udara yang efektif juga sangat penting dalam pengelolaan tanah pirit. Menjaga tanah tetap tergenang dapat membantu mencegah oksidasi pirit. Oleh karena itu, sistem drainase harus dirancang dengan hati-hati untuk mencegah pengeringan yang berlebihan. Dalam beberapa kasus, penggenangan tanah dapat dilakukan secara terencana untuk menjaga kondisi anaerobik yang diperlukan untuk menstabilkan pirit. Namun perlu diingat bahwa penggenangan yang berlebihan juga dapat menyebabkan masalah lain, seperti terbebaninya bahan organik dan emisi gas metana
Menambahkan bahan tambahan ke dalam tanah dapat membantu menetralkan pH dan mengurangi potensi pembentukan asam. Kapur pertanian, misalnya, dapat digunakan untuk meningkatkan pH tanah dan mengurangi keasaman. Selain itu, penambahan bahan organik, seperti kompos atau pupuk hijau, dapat meningkatkan kesuburan tanah dan mendukung aktivitas mikroorganisme yang bermanfaat. Mikroorganisme ini dapat membantu dalam proses reduksi pirit, sehingga mengurangi dampak negatif dari oksidasi.
Pemantauan secara berkala terhadap kondisi tanah sangat penting dalam pengelolaan tanah pirit. Pengujian pH tanah dan kadar Fe larut harus dilakukan secara rutin untuk memantau perubahan yang terjadi. Dengan pemantauan yang baik, petani dan pengelola lahan dapat mengambil tindakan yang diperlukan sebelum masalah menjadi lebih serius. Selain itu, pemantauan kedalaman dan distribusi pirit dalam tanah juga penting untuk merencanakan pengelolaan yang lebih efektif.
Mengadopsi praktik pertanian berkelanjutan adalah langkah penting dalam pengelolaan tanah yang mengandung pirit. Teknik seperti rotasi tanaman dan penggunaan tanaman penutup dapat membantu meningkatkan kesuburan tanah dan mencegah erosi. Tanaman penutup juga dapat membantu menstabilkan tanah dan mengurangi paparan langsung terhadap elemen yang dapat memicu oksidasi pirit. Selain itu, penggunaan varietas tanaman yang toleran terhadap kondisi tanah masam dapat meningkatkan produktivitas pertanian di lahan yang mengandung pirit.
Pengelolaan tanah yang mengandung pirit (FeS2) memerlukan pendekatan yang holistik dan berkelanjutan. Dengan memahami karakteristik tanah, mengendalikan oksidasi, mengelola udara, menggunakan bahan tambahan, melakukan pemantauan, dan menerapkan praktik pertanian berkelanjutan, kita dapat meminimalkan dampak negatif dari pirit terhadap lingkungan dan meningkatkan produktivitas pertanian. Upaya ini tidak hanya penting bagi kepunahan pertanian, tetapi juga untuk menjaga keseimbangan ekosistrm

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun