Mohon tunggu...
Fitri Damayanti
Fitri Damayanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Saya adalah mahasiswa aktif Semester 5, Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Hobi saya adalah memasak.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dilema Virtual Reality: Mengapa Pembelajaran Digital Belum Menyenangkan?

22 Desember 2024   17:58 Diperbarui: 22 Desember 2024   17:58 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Kegiatan Belajar Siswa di Dalam Kelas. (Sumber: Dokumentasi SD Dharma Karya UT)

Indonesia Merupakan Negara Dengan Pengguna Internet Kelima Terbesar di Dunia. 

Berdasarkan data balai statistik Indonesia, setidaknya terdapat 50% dari keseluruhan penduduk Indonesia atau sekitar 132.700.000 pengguna internet. Dari angka tersebut 6,3% (8,3 juta) adalah pengguna internet yang berasal dari pelajar. Dalam kurun waktu 17 tahun terakhir, pertumbuhan pengguna internet di Indonesia mencapai angka sebesar 6,535,0%. Fakta itulah yang menjadi potensi tumbuhnya beragam start up model pendidikan untuk mencapai pendidikan 4.0.  Dunia pendidikan Indonesia pasca reformasi seolah seperti petani yang berganti tanaman, lahan garapannya tidak berubah, namun komoditi dan hasil yang diharapkan ingin lebih baik dan terus meningkat. Akan tetapi, asam manis yang digelorakan hingga kini belum maksimal. Di dunia pendidikan, digitalisasi akan mendatangkan kemajuan yang sangat cepat, yakni munculnya berbagai sumber belajar dan maraknya media massa, khususnya internet dan media elektronik sebagai sumber ilmu dan pusat pendidikan.

Dalam rentang 5 tahun terakhir ini, dunia pendidikan di Indonesia mengalami perubahan yang sangat pesat. Kemajuan teknologi dalam pembelajaran idealnya dapat dimanfaatkan oleh pendidik dalam meningkatkan potensi peserta didik, bukan sebaliknya. Kemampuan menggunakan teknologi informasi antara siswa milenial dengan masa sebelumnya tentu berbeda. 

Gaya Belajar

Gaya belajar siswa era digital bukan saja meneliti dan mengamati objek yang hanya ada di ruang kelas, akan tetapi mereka juga terbiasa menyimpan dan mengumpulkan berbagai informasi yang diperoleh dari ruang-ruang selain ruang kelas. Seperti halnya dengan mata pelajaran sejarah yang terus berkembang seiring berkembangnya media digital, Pembelajaran yang mula nya konvensional hingga saat ini di sebagian sekolah sudah memanfaatkan media digital sebagai bagian dari solusi untuk mengatasi kejenuhan siswa pada proses pembelajaran khususnya pelajaran sejarah yang umumnya menerapkan metode hafalan. 

Penerapan Teknologi Virtual Reality

Penerapan inovasi teknologi seperti Virtual Reality dapat membangun pengalaman belajar sejarah yang menarik dan mendalam. Virtual Reality dapat menghidupkan peristiwa sejarah seolah nyata, seolah-olah mereka ada di sana. Melalui Virtual Reality siswa tidak lagi hanya membayangkan sejarah melalui teks buku. Hal ini memungkinkan melekatnya ingatan siswa dan menciptakan pembelajaran yang menarik.  Pembelajaran digital diharapkan mampu memungkinkan siswa dari berbagai lokasi dan latar belakang mudah mengakses pendidikan berkualitas, mampu dalam fleksibilitas penggunaan waktu, internet menawarkan sumber belajar yang tak terbatas dan terkini, pembelajaran digital juga mampu mengurangi biaya pendidikan.

Hambatan Pengunaannya

Namun dengan banyaknya hambatan dalam penerapannya, media digital seperti Virtual Reality belum dapat dikatakan sebagai media yang menyenangkan. Sebab antara harapan dan kenyataan berbanding jauh dengan keunggulan dari teknologi virtual reality. Kenyataannya telah memberikan keterbatasan interaksi langsung antara siswa dan guru, ketergantungan terhadap teknologi yang dapat meemperlambat proses belajar, biaya perangkat VR yang relatif mahal dan kesenjangan digital seperti tidak semua siswa memiliki akses perangkat digital dan internet. 

Virtual Reality bukan sekadar teknologi canggih, tetapi juga solusi inovatif dalam mengatasi kejenuhan pembelajaran sejarah. VR mampu menanamkan pemahaman sejarah yang lebih kuat pada siswa. Namun sinergi antara pemerintah, sekolah, dan pengembang teknologi sangat diperlukan agar teknologi ini dapat diterapkan secara merata dan efektif di seluruh Indonesia. Pembelajaran sejarah dengan VR bukan lagi sekedar mimpi, melainkan langkah nyata menuju pendidikan yang lebih maju dan relevan dengan era digital.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun