Mohon tunggu...
Fitri Barokah
Fitri Barokah Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

Saya seorang guru yang alhamdulillah sekarang diberi kesempatan untuk bergabung dengan salah satu rumah Qur'an di Bandung. Saya pendapatkan posisi sebagai asisten menejer trining, dan tugas utamanya ada dibidang training juga pembuatan kurikulum tahfidz. Saya senang belajar hal-hal baru yang belum pernah saya coba dan relevan dengan bidang keilmuan saya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jejak yang Menemukan Kembali (Bagian 5)

17 November 2024   11:40 Diperbarui: 17 November 2024   11:42 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Pertanyaan yang Tak Pernah Terjawab"

Setiap pagi, aku memulai hariku dengan kebiasaan baru. Sebuah pesan sederhana berisi afirmasi yang kukirimkan kepadamu. Tanpa balasan. Tanpa tanda bahwa kamu membaca atau bahkan memperhatikan. Namun aku tetap melakukannya, berharap kamu diam-diam tersenyum saat membaca pesan-pesan itu, meskipun aku tahu, kamu terlalu pandai menyembunyikan apa yang ada di hatimu.

Aku mencoba memahami sikapmu, meski dalam hatiku dipenuhi pertanyaan. Siapa aku bagimu? Apakah kamu benar-benar memikirkan kita? Atau semua ini hanya terjadi dalam pikiranku, sedangkan kamu telah berjalan jauh meninggalkanku? Kadang aku merasa bodoh, terus bertahan pada seseorang yang begitu misterius. Tapi entah mengapa, aku selalu percaya, ada hal-hal yang tidak kamu katakan bukan karena kamu tidak peduli, melainkan karena kamu terlalu dalam memikirkannya.

Namun, setiap kali aku teringat semua yang pernah kita lewati, rasa ragu itu sirna. Kamu, dengan segala ketidakpastianmu, telah mengubah hidupku. Hidupku yang dulu sederhana kini penuh dengan teka-teki. Kamu membawa warna dan cerita yang tidak pernah kuduga. Bahkan sikap diam dan misteriusmu pun seakan menjadi benang merah yang membuatku terus bertahan.

Tapi kebingunganku tak pernah selesai. Pertanyaan-pertanyaan yang kuinginkan jawabannya malah menumpuk.

Aku ingin tahu, sebenarnya aku ini siapa? Kamu menganggapku apa? Bagaimana perasaanmu padaku? Pernahkah kamu merencanakan masa depan denganku? Apa kamu mau hidup bersamaku?

Lalu, siapa perempuan-perempuan itu? Yang kamu telepon di depan teman-temanmu, perempuan yang kamu bilang adalah yang pertama, kemudian kamu meneleponku dan menyebut aku yang kedua. Siapa dia? Apa hubunganmu dengannya?

Kemudian ada perempuan yang tiba-tiba diceritakan, katanya dia adalah perempuan yang sering kamu kunjungi, perempuan yang bahkan sudah seserius itu denganmu. Katanya, dia jugalah yang ikut andil bersama ibumu untuk mencarimu. Siapa dia? Benarkah semua itu?

Dan perempuan lain lagi, dia yang membuatmu patah hati, seperti yang ibumu katakan saat kita bertemu bersama. Apakah masih ada jejak dirinya di hatimu?

Jujur, aku kecewa dengan banyaknya isu perempuan yang ada di sekelilingmu. Dan aku ingin tahu, aku ini siapa? Kenapa kamu mengenalkanku pada orang tuamu? Sedangkan yang lain juga kamu kenalkan pada mereka.

Kenapa kamu bertanya, "Mau tidak aku menikah denganmu?" Apa maksud dari pertanyaan itu? Apa kamu juga bertanya hal yang sama pada perempuan-perempuan itu?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun