Mohon tunggu...
fitria zahwa
fitria zahwa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

English Language and Literature Department Student in Airlangga University

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mempertahankan Jati Diri, Peran Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal di Tengah Era Modernisasi

22 Agustus 2024   05:52 Diperbarui: 22 Agustus 2024   07:02 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Eksistensi Pendidikan berbasis kearifan lokal di tengah era modernisasi bidang pendidikan menjadi topik yang semakin mengudara pada masa globalisasi saat ini. Ketika modernisasi semakin meluas dan berkembang pesat, pendidikan sering kali dianggap sebagai alternatif untuk mengakses dunia global yang serba cepat dan canggih. Namun, di balik kecanggihan teknologi saat ini, ada sebuah tantangan besar yang harus dihadapi; bagaimana kita harus mempertahankan identitas diri sebagai orang yang berbudaya dan mempunyai kearifan lokal yang diwariskan dari generasi ke generasi. Pendidikan berbasis kearifan lokal menjadi slah satu dari pengimplementasian atas tantangan ini. Maka dari itu, bagaimana kita sebagai orang yang berbudaya dan mempunyai kearifan lokal bisa mengimplementasikan pendidikan berbasis kearifan lokal meskipun pada saat ini harus dihadapkan dengan gempuran arus globalisasi yang sedang mendunia?


Kearifan lokal mencangkup nilai-nilai tradisi dan budaya yang berkembang di masyarakat memberikan fondasi yang kuat bagi identitas komunitak tertentu. Hal ini adalah salah satu pengetahuan yang diturunkan dari nenek moyang dan biasanya mencangkup pengetahuan aspek lingkungan, sosial, dan kiat-kiat hidup yang harmonis dan dinamis. Pengetahuan pendidikan berbasis lokal tentunya mempunyai tujuan untuk menghidupkan kembali dan mempertahankan aspek-aspek di tengah gempuran era modernisasi yang perlahan-lahan mulai menggeser nilai-nilai tradisional. Dengan demikian, pendidikan tidak hanya sebagai sarana berbagi ilmu pengetahuan, tetapi juga sebagai sarana untuk mempertahankan jati diri dan identitas negara.


Di tengah era modernisasi, pendidikan sering kali lebih berfokus pada kegiatan berbasis teknologi dan kekreatifan yang dibutuhkan untuk bersaing di dunia global. Meskipun penting, kadang kala menghiraukan pentingnya kearifan lokal. Sekolah-sekolah yang mengimplementasikan sistem pendidikan modern sering kali mengesampingkan pelajaran yang berhubungan dengan budaya lokal karena dianggap tidak cocok lagi dengan perkembangan zaman. Padahal, kearifan lokal dapat menjadi modal utama dalam menghadapi tantangan global, seperti bersaing dalam pasar dunia. Lebih lanjut, pendidikan yang memuat kearifan lokal memiliki peran penting dalam membangun karakter peserta didik. Nilai-nilai yang memuat di dalamnya seperti gotong royong, rasa hormat yang tinggi, toleransi, dan cinta terhadap lingkungan merupakan dasar yang penting bagi pembentukan karakter yang berbangsa dan bernegara, serta kuat akan integritas yang tinggi sehingga peserta didik bisa menghadapi perkembangan zaman dengan bijak.


Namun, permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik tentunya tidak sedikit. Salah satu rintangan utamanya adalah minimnya  dukungan kebijakan dari pemerintah. Di banyak daerah, kebijakan pemerintah akan hal pendidikan masih berorientasi pada pencapaian standar nasional maupun internasional yang tentunya mengesampingkan poin-poinn keragaman budaya lokal. Kurikulum yang serentak di seluruh Indonesia, misalnya, bisa menjadi penghambat bagi pengembangan pendidikan berbasis kearifan lokal karena kurangnya ketersediaan ruang yang cukup untuk memasukkan materi-materi yang berhubungan dengan aspek budaya setempat.


Di samping itu, modernisasi yang terjadi secara mengglobal juga mengancam keberadaan kearifan lokal itu sendiri. Generasi remaja yang tumbuh dengan dampingan teknologi biasanya lebih akrab dengan budaya luar yang popular dan mendunia yang disebarkan lewat internet dari pada budaya lokal mereka sendiri.  Maka, dalam menghadapi tantangan tersebut, salah satu cara untuk mengatasi tantangan modernisasi adalah dengan inovasi, yaitu melakukan sosialiasasi yang bertahap dan konsisten tentang budaya dan kearifan lokal. Misalnya,  melalui penggunaan media digital untul mendokumentasikan dan menyebarkan hal-hal yang berbau budaya dan kearifan lokal. Selain pemanfaatan dengan media digital, Kerjasama antar lembaga, instansi, pemerintah, maupun pihak-pihak lain juga sangat penting untuk memastikan bahwa pendidikan berbasis budaya dan kearifan lokal dapat terus dikenal dan berkembang di masa modernisasi.


Pada intinya, masalah pendidikan dengan menyongsong kebudayaan dan kerifan lokal bukanlah masalah yang tidak bisa diimplementasikan. Meskipun akan menghadapi banyak tantangan, pendidikan sifatnya berkelanjutan dan tidak akan pernah berhenti untuk mewujudkan Indonesia emas 2045. Dan dengan diimplementasikannya pendidikan dengan mencangkup aspek budaya dan kearifan lokal, maka kehidupan antara poin modernisasi, budaya, dan kearifan lokal akan seimbang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun