Mohon tunggu...
Fitri Ayu
Fitri Ayu Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Seorang mahasiswi di salah satu kampus swasta di Kabupaten Jombang.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Umroh dan Haji Berkali-kali? Apakah boleh?

24 Mei 2024   20:33 Diperbarui: 24 Mei 2024   20:52 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Haji merupakan salah satu dari lima rukun Islam yang wajib dilakukan oleh setiap muslim yang mampu yang berarti menyengaja mengunjungi Baitullah di Makkah untuk melaksanakan ibadah tertentu (haji). Sementara umroh dapat diartikan sebagai ziarah atau mengunjungi suatu tempat  dan merupakan ibadah sunnah yang dapat dilaksanakan kapan saja selama satu tahun kecuali pada waktu-waktu tertentu yang dilarang. 

Banyak umat Islam yang merasa terpanggil untuk melaksanakan ibadah haji dan umroh berkali-kali karena merasakan manfaat spiritual yang mendalam setelah melaksanakannya. Melakukan haji dan umroh berkali-kali juga dianggap sebagai kesempatan untuk memperbaiki diri, mendekatkan diri kepada Allah SWT, dan membersihkan diri dari dosa- dosa. Lantas, bagaimana sebenarnya hukumnya?

Mengenai hal ini, ustadz Adi Hidayat menyampaikan dalam salah satu kajiannya bahwasanya kita harus berwaspada dengan segala godaan syaitan. Mengapa demikian? Karena syaitan bisa dengan mudahnya menggoda manusia dengan tetap menyelimutinya dengan kebaikan. Ustadz Adi Hidayat menyampaikan bahwa ada seseorang yang digoda oleh syaitan namun tidak dalam aspek dunia, namun pada aspek urusan-urusan agama ataupun tuntunan syari'at. 

Bisa saja kita didorong untuk melaksanakan haji dan umroh berkali-kali padahal di sekitar kita masih banyak sekali orang yang membutuhkan, banyak orang fakir yang kehilangan pekerjaannya, dan lain sebagainya. Bisa jadi Allah SWT menempatkan kita di lingkungan yang memang butuh perhatian. Ustadz Adi Hidayat juga menyampaikan bahwa orang-orang yang gemar melakukan ibadah dengan kesenangan dan lupa dengan sekitarnya sebagai prioritas, maka itulah godaan syaitan.

Berbicara mengenai ibadah haji yang dilakukan berkali-kali, Alm Prof. KH. Ali Mustafa Yaqub pernah menulis karya yang berjudul Haji Pengabdi Setan. Sebutan ini beliau nisbatkan kepada orang-orang yang beribadah haji bukan karena Allah SWT melainkan patuh kepada perintah syaitan, kemarukan, dan hawa nafsunya. Sehingga, seperti yang telah disampaikan oleh Ustadz Adi Hidayat, mereka beribadah hanya untuk kesenangannya saja, dan itu termasuk godaan syaitan.

Berbeda dengan Ustadz Adi Hidayat, Ustadz Khalid Basalamah dalam salah satu kajiannya menyampaikan bahwa melaksanakan haji dan umroh berkali-kali boleh-boleh saja. Beliau menyampaikan, "Jadi teman-teman sekalian, kalua ada kelebihan rezeki, selalu luangkan. 'Sudah pernah haji Ustadz', haji lagi kalau ada kesempatan. 

'Sudah pernah umroh Ustadz', Umroh lagi nggak masalah." Dalam kajiannya tersebut beliau juga menyampaikan bahwa keutamaan melaksanakan haji dan umroh telah disampaikan dalam sabda Nabi SAW, "Haji dan Umroh yang dikerjakan secara berkeesinambungan (rutin) akan menghilangkan kerusakan hidup dan kemiskinan sebagaimana api yang menghilangkan karat dari besi." Kemudian beliau menambahkan, "InsyaAllah tidak ada orang yang pulang dari haji atau umroh kemudian miskin." Wallahu A'lam

Pendapat yang disampaikan oleh Ustadz Khalid Bassalamah seakan berseberangan dengan pendapat Ustadz Adi Hidayat. Kemudian terdapat pendapat dari Syaikh Shalih bin Muhammad Al-Luhaidan seakan menjadi penengah. Dalam suatu kajiannya, beliau menyampaikan, "Mengulang ibadah haji tidak termasuk mubadzir. Tapi, jika orang yang sudah berhaji ingin memberikan kesempatan kepada orang yang belum pergi haji, memberikan kesempatan kepada muslim lainnya agar bisa segera pergi haji, dan ia ingin menyedekahkan hartanya dalam kebaikan dan untuk anak-anaknya, maka ini baik. Adapun mengenai pahala haji, tidak ada yang bisa menandinginya, jika hajinya mabrur. Jika orang yang pergi haji mengikuti sunnah dan menjauhi bid'ah, ia menjaga telinga, mata, lisan, dan kemaluannya serta ia juga mengerjakan haji dengan sempurna tanpa ada yang kurang, pergi haji dengan harta yang halal, maka Rasulullah SAW menyampaikan dalam sabdanya, 'Tidak ada balasan untuk haji mabrur selain surga.' (HR. Bukhori No. 1773 dan Muslim No. 1349). Wallahu A'lam."

Dari sini dapat kita simpulkan bahwa tidak masalah seseorang itu melakukan haji ataupun umroh berkali-kali asalkan dengan niat yang baik dan mengharap ridlo Allah SWT. Namun, tetap harus diperhatikan bahwa betapa pentingnya kita menata niat dalam beribadah. Jangan sampai melaksanakan ibadah hanya demi kesenangan atau hawa nafsu diri sendiri hingga melupakan Masyarakat sekitar yang mungkin haknya memang Allah titipkan dalam rezeki kita. Wallahu A'lam bis showab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun