perasaan yang tak kunjung reda, rasa tidak percaya diri. Seseorang telah membuat hatiku berdetak lebih kencang dan pikiranku penuh terisi dengan keinginan untuk mengungkapkan perasaanku padanya. Namun, rasa takut dan keraguan yang menghantui pikiranku membuatku merasa lumpuh.
Aku terjebak dalam pusaranSetiap kali aku berada di dekatnya, detak jantungku berdebar dengan kecepatan yang tidak wajar. Matanya yang indah, senyumnya yang memikat, gelak tawanya yang khas, semuanya membuatku terpesona. Tapi bagaimana aku bisa mengungkapkan perasaan ini? Aku merasa seperti aku tidak cukup baik, tidak sebanding dengan dia.
Rasa tidak percaya diri menghantui diriku, memenuhi kepalaku dengan pertanyaan-pertanyaan tanpa akhir. Apakah aku cukup menarik untuknya? Apakah aku punya kualitas yang dia cari? Apa yang akan dia pikirkan tentangku jika aku mengungkapkan perasaanku? Dan yang terburuk dari semuanya, bagaimana jika dia menolakku?
Aku merasa seperti aku tidak punya apa-apa untuk ditawarkan. Melihat dia begitu luar biasa, aku merasa canggung dan tidak layak. Aku terjebak dalam pemikiran negatif yang membuatku semakin terpuruk. Aku mengkhawatirkan setiap kata yang akan keluar dari mulutku, takut bahwa aku akan terdengar bodoh atau tidak menarik di matanya.
Tetapi, dalam kegelapan pikiranku yang penuh keraguan, ada juga sebuah cahaya kecil yang masih bersinar: harapan. Aku berusaha untuk memperbaiki pandanganku terhadap diriku sendiri, mengingat bahwa aku adalah orang yang berharga dan memiliki banyak hal yang bisa ditawarkan. Aku belajar untuk menghargai diriku sendiri dan memperhatikan kualitas dan kebaikan yang ada dalam diriku.
Meskipun rasa takut masih menyelimuti hatiku, aku memutuskan untuk memberanikan diri. Aku ingin menyingkirkan keraguan itu dan memberikan diriku kesempatan untuk mengungkapkan perasaanku. Aku tahu bahwa jika aku tidak mencoba, aku akan selalu bertanya-tanya "apa jadinya jika...?".
Aku akan menatap ketakutanku dan melangkah maju. Aku akan mengungkapkan perasaanku padanya dengan tulus dan terbuka, meskipun hatiku berdegup kencang dan perasaan takut itu masih ada. Aku berharap dia bisa melihat melampaui keraguan dan rasa tidak percaya diriku, dan menerima perasaanku dengan tulus.
Siapa tahu apa yang akan terjadi? Mungkin dia menerimanya dengan hangat, mungkin dia juga merasakan hal yang sama. Atau mungkin, mungkin dia hanya melihatku sebagai teman dan tidak ada lebih dari itu. Tapi yang terpenting, aku tahu bahwa aku telah mencoba dan berani menghadapi rasa takut. Dan akhirnya, aku masih takut. Semoga masih ada hari esok.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H