Baru Klinting berhasil mencabut lidi. Air menyembur sangat deras sehingga membentuk rawa yang airnya bening. Begitu penutup dari legenda terjadinya Rawa Pening. Legenda yang masyhur dan diceritakan turun-temurun di Kabupaten Semarang. Tentunya dengan tujuan untuk menyampaian nilai moral bagi kehidupan.
Rawa Pening adalah danau yang terletak di Kecamatan Ambarawa, Tuntang, Bawen,dan Banyubiru dengan luas 2.760 hektar. Danau ini adalah hulu dari Sungai Tuntang yang berfungsi sebagai pembangkit listrik, irigasi, dan sumber mata pencaharian warga sekitar. Rawa Pening juga berkembang sebagai tempat wisata di Kabupaten Semarang yang sayang jika dilewatkan.
Salah satu tempat untuk menikmati keindahan Rawa Pening adalah Jembatan Biru Sumurup di Tuntang. Dari Jembatan Biru, wisatawan dapat menikmati birunya Rawa Pening yang luas. Pemandangan gunung sekitar seperti Gunung Merbabu, Gunung Ungaran, dan Gunung Telomoyo serta perbukitan melengkapi keindahan Rawa Pening. Untuk menyusuri Rawa Pening, terdapat jasa penyewaan perahu. Wisatawan dapat mengunjungi Bukit Cinta, Kampung Rawa, atau hanya sekedar berkeliling danau. Jika waktunya tepat, wisatawan dapat melihat kereta uap yang melintas dari Stasiun Ambarawa menuju Stasiun Tuntang dan sebaliknya. Disekitar Jembatan Biru terdapat warung makan yang menyediakan aneka ikan air tawar.
Jembatan Biru mudah dijangkau oleh wisatawan. Lokasi tepatnya berada 500 meter dari jalan utama Semarang - Solo. Tidak ada biaya masuk untuk mengunjunginya sehingga dapat dinikmati oleh semua kalangan. Wisatawan hanya perlu membayar biaya parkir kendaraan bermotor. Selama pandemi, Jembatan Biru tetap dibuka mulai pagi hingga sore hari. Tetap terapkan protokol kesehatan untuk menjaga diri sendiri dan orang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H