Siklus nitrogen adalah salah satu proses ekosistem yang sangat penting dalam mendukung keberlangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Nitrogen, unsur utama di atmosfer yang mencapai 78%, tidak dapat langsung dimanfaatkan oleh organisme hidup karena sifatnya yang tidak reaktif. Proses seperti fiksasi nitrogen, nitrifikasi, denitrifikasi, dan mineralisasi memastikan transformasi nitrogen dari bentuk gas ke bentuk yang dapat diserap oleh tumbuhan dan hewan. Dalam buku "Fiksasi Nitrogen oleh Mikroorganisme" (2022), Kukuh Munandar menjelaskan bahwa proses-proses ini berperan penting dalam mempertahankan keseimbangan ekosistem.
Fiksasi nitrogen menjadi langkah pertama yang esensial dalam siklus ini. Mikroorganisme seperti bakteri Rhizobium yang hidup di nodul akar tanaman legum memiliki kemampuan untuk mengubah gas nitrogen menjadi amonia (NH3) yang dapat dimanfaatkan tanaman. "Bakteri memberikan nitrogen tetap kepada tanaman, sedangkan tanaman menyediakan karbohidrat bagi bakteri," tulis Munandar (2022). Mikroorganisme lain, seperti Azotobacter dan cyanobacteria, juga memfiksasi nitrogen secara mandiri, sehingga memperluas kontribusi mikroorganisme dalam mendukung kesuburan tanah.
Selain fiksasi biologis, nitrogen juga dapat difiksasi melalui proses non-biologis, seperti petir dan proses industri Haber-Bosch. Akan tetapi, aktivitas manusia sering kali memberikan dampak negatif terhadap siklus nitrogen global. Penggunaan pupuk nitrogen secara berlebihan dan pencucian nitrat ke perairan menyebabkan eutrofikasi, yakni ledakan populasi alga yang mengurangi kadar oksigen di air dan membahayakan kehidupan akuatik. Munandar (2022) mengingatkan bahwa "aktivitas manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil dan pelepasan nitrogen dalam air limbah telah secara dramatis mengubah siklus nitrogen global."
Proses nitrifikasi dan denitrifikasi juga merupakan bagian integral dari siklus ini. Dalam nitrifikasi, bakteri seperti Nitrosomonas mengubah amonia menjadi nitrat yang dapat diserap tumbuhan. Sebaliknya, proses denitrifikasi yang dilakukan oleh bakteri seperti Pseudomonas mengembalikan nitrat ke atmosfer dalam bentuk gas nitrogen. Munandar (2022) menjelaskan bahwa "denitrifikasi terjadi terutama di tanah yang kekurangan oksigen, seperti tanah berawa, dan sangat penting untuk menjaga keseimbangan nitrogen di atmosfer."
Pada akhirnya, pemahaman tentang siklus nitrogen menjadi kunci untuk mengelola dampak aktivitas manusia terhadap lingkungan. Munandar (2022) menegaskan bahwa "keseimbangan nitrogen sangat penting untuk proses ekosistem seperti produksi primer dan dekomposisi." Dengan memahami peran mikroorganisme dalam siklus ini, masyarakat dapat berkontribusi untuk menjaga kelestarian lingkungan dan mendukung keberlanjutan hidup di bumi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI