Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia pada tahun ajaran 2022/2023 diwajibkan mengikuti program MBKM-UPI yaitu P3K (Program Penguatan Profesional Kependidikan). Program ini diberikan kepada mahasiswa untuk terjun langsung melakukan praktek mengajar bersama sekolah yang telah bermitra dengan UPI. Ada banyak sekolah yang telah bermitra dengan UPI, SDN 113 Banjarsari merupakan salah satu Sekolah Dasar di Bandung yang bekerjasama dengan UPI dalam melaksanakan program ini. Dalam pelaksanaan program P3K ini mahasiswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, secara berkelompok mahasiswa melakukan praktek langsung di sekolah.
Dalam pelaksanaan program P3K ini saya bersama teman kelompok memulai pengalaman pertama kami dalam praktek mengajar. Awal memulai kegiatan ini pastinya kami merasa gugup dan memiliki kekhawatiran mengingat kami baru semester 6 dan harus terjun langsung mengajar peserta didik, dengan bekal kami dari pembelajaran pada semester sebelumnya kami berusaha memberikan yang terbaik untuk bekerjasama dengan guru dalam membimbing siswa agar lebih aktif, kreatif, dan inovatif.
Dalam kegiatan ini saya diberikan kesempatan untuk ikut membimbing kelas 5, saat melakukan praktek saya menemukan karakteristik peserta didik yang beragam dalam satu kelas. Ada peserta didik yang sangat aktif dalam bergerak, aktif dalam mengemukakan pendapat, tak jarang juga peserta didik yang pendiam dan pemalu. Dengan berbagai macam karakter tersebut mereka bertemu setiap hari dalam satu kelas. Dalam hal ini seorang pendidik harus dapat menumbuhkan rasa kasih sayang, peduli satu sama lain untuk terciptanya kekompakan warga kelas.
Saya menggunakan model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) untuk melakukan pembelajaran kelas 5, model ini dapat meningkatkan motivasi siswa dalam mengembangkan aktifitas dan inisiatif karena dalam TGT (Teams Games Tournament) peserta didik memainkan permainan dengan anggota tim yang lain untuk memperoleh tambahan poin untuk skor tim mereka.
Pembelajaran model TGT ini dimulai dengan penyampaian materi oleh guru, siswa harus benar-benar memahami materi untuk membantu mereka dalam kerja tim. Dilanjutkan dengan pembagian tim, pada pelaksanaan di kelas 5E dibagi menjadi 4 tim. Masing-masing tim memiliki misi mendapatkan harta karun, di mana setiap masing-masing anggota kelompok membagi tugas untuk mencari kunci (menyusun kata), mengambil harta karun (mengambil soal), memberikan harta karun pada anggota lain yang menunggu (mengerjakan soal bersama-sama) pada Lembar Kerja Peserta Didik yang telah diberikan, dan kembali berburu harta karun (mengulang setiap langkah sebelumnya). Setiap harta karun yang didapatkan diberikan 100 poin untuk timnya, setelah harta karun habis, perwakilan anggota tim mempresentasikan hasil yang didapatkan. Dan sampai akhirnya guru dan peserta didik bersama-sama menghitung poin yang telah didapatkan oleh masing-masing tim.
Dalam model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) siswa dengan beragam karakter disatukan dalam satu tim yang mengharuskan mereka untuk bekerjasama dalam menyelesaikan misi dan menjadi peraih poin tertinggi. Banyak kelebihan dalam model pembelajaran ini, membuat peserta didik yang aktif lebih menonjol tetapi siswa yang pendiam ikut aktif dan memiliki peranan penting dalam timnya. Dapat menumbuhkan rasa kebersamaan dan saling menghargai sesama anggota tim. Dan yang paling penting siswa lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran dan merasa senang karena ada kegiatan belajar dengan bermain (Shoimin, 2014:207).
Pada kegiatan P3K ini banyak hal yang saya dan teman kelompok dapatkan sebagai peserta P3K UPI 2023 Prodi PGSD Bumi Siliwangi. Banyak pengetahuan dan pengalaman baru yang kami dapatkan secara langsung dalam ruang kelas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
