Mohon tunggu...
fitri ariyanti
fitri ariyanti Mohon Tunggu... -

vamos

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Konsistensi Hatta dalam Bekerja

23 Januari 2014   16:28 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:32 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mentri Perekonomian melakukan kunjungan singkat ke pasar induk Cipinang. Hal itu dilakukan dalam rangka memantau perkembangan harga pangan khususnya beras di tengah bencana banjir yang melanda beberapa wilayah Indonesia. Kunjungan dilakukan ke kios Bulog di pasar induk Cipinang, Jakarta Timur. Menko Perekonomian Hatta Rajasa menyatakan distribusi beras sudah normal meski sempat terputus akibat banjir. "Senin Selasa sudah normal lagi (pasokannya)," katanya di pasar induk Cipinang, Jakarta, Rabu (22/1).


Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa menyatakan stok beras Indonesia aman meski beberapa daerah dilanda banjir. Ia mengatakan saat ini Indonesia mempunyai stok 2,2 juta ton beras dan itu tetap saja stok beras di Indonesia aman. Selain itu, ia juga mengatakan jika distribusi beras di sejumlah pulau mengalami gangguan, pemerintah akan menyediakan kapal milik TNI. Pemerintah menyakini bahwa pasokan dan harga bahan pangan pokok relatif stabil, meski ada bencana banjir di beberapa wilayah Indonesia. Namun, ada hambatan distribusi akibat adanya banjir terutama di wilayah Pantura. Dia mengakui ada sedikit kenaikan harga, namun tidak signifikan dibanding kenaikan harga pangan tahun lalu. Untuk beras, tambahnya, pada Senin dan Selasa kemarin mengalami kekurangan pasokan akibat tidak lancarnya distribusi.


Selain itu, kata Hatta, Bulog juga siap melakukan operasi pasar dengan harga beras sebesar Rp 7.100/kg. ‘’Suplay-demand beras berimbang karena beberapa hari tarikan pasar tidak tinggi. Memang cabai merah, rawit, daging sapi dan ayam ras mengalami sedikit kenaikan, yang lain aman,’’ujarnya mengutip dari beerapa pemberitaan di media. Untuk wilayah Indonesia Timur, lanjutnya, memang ada gangguan cuaca buruk namun tidak menghambat pengiriman. Pasalnya, stok pangan ke daerah timur dikirim setiap tiga bulan. Dalam sidak itu, Hatta ditemani Menteri Pertanian Suswono, Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi, Wakil Menteri Pekerjaan Umum Hermanto Dardak, Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin dan Direktur Utama Bulog Sutarto Alimoeso. Hatta dan rombongan tiba di lokasi sekitar pukul 13.30 WIB, Hatta yang mengenakan rompi hitam itu membenarkan, banjir memicu sedikit kenaikan harga beras. Itu lebih disebabkan lonjakan ongkos distribusi karena jalan menuju ibukota dikepung banjir. Kenaikan tahun ini juga masih di atas angka historis Januari.


Yang menarik dalam kehadiran Hatta ini di Pasar cipinang adalah, saat pak mentri beserta rombongan harus berjibaku dengan banjir dan kemacetan untuk bisa sampai di lokasi pasar. Seperti yang tersiar dipemberitaan media massa, pada tanggal tersebut Jakarta terendam banjir dan terjadi kemacetan dimana mana, begitupun dengan wilayah pasar yang di kunjungi oleh pak Mentri Perekonomian. Demi mengamankan stok pangan, khususnya beras, Hatta rela menerobos macet dan banjir untuk melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur. Meskipun harus menerjang banjir dengan macet yang masih menggenangi sejumlah wilayah menuju Cipinang, namun Hatta tetap menjadikan acara sidak tersebut sebagai prioritas. Hatta menganggap sidak itu perlu dilakukan, karena berhubungan langsung dengan stok pangan.


beberapa hari ini sejumlah wilayah di Ibu Kota seakan berubah menjadi “lautan”. Selain karena curah hujan, banjir yang menggenangi beberapa wilayah dan jalan protokol disebabkan oleh debit air yang meluap dari sungai-sungai di sekitar Jakarta. Namun luapan air tidak menghalangi seorang Hatta, meski harus menempuh perjalanan selama berjam jam untuk sampai lokasi, Hatta tetap bersemangat. Hatta menerabas banjir agar bisa memantau kesiapan pangan yang menjadi tulang punggung kebutuhan masyarakat Indonesia. Karena menyangkut masalah pangan yang berhubungan dengan hajat hidup masyarakat Indonesia, Hatta tidak mungkin membatalkannya. Apa yang dilakukan Hatta hari ini menunjukkan dedikasi seorang menteri, pejabat publik, abdi negara dan masyarakat. Bermacet ria bersama masyarakat, di tengah kepungan banjir, tidak membuat Hatta “kusut”. Dia masih tampak segar, selalu menebar senyum dan serius dalam menjalankan tugasnya.


Bayangkan, untuk seorang menteri, mau berada di kemacetan jalan raya bersama masyarakat selama berjam jam adalah sesuatu yang luar biasa. Karena kita tahu, pejabat pemerintahan kita, selalu identik dengan raungan sirine dan tim pembuka jalan, sehingga muncul sebutan mereka “anti macet”. Tapi tidak dengan Hatta. Dalam kondisi banjir, jalanan macet, dia tetap enjoy bersemangat menuju kantornya, dan memimpin rapat penting, seolah tidak terjadi apa-apa dengan Jakarta. Dan itu bukan hanya sekarang saja. Konsistensi Hatta yang menolak dikawal voorijder sudah dilakukannya sejak pertama kali menjadi menteri, tahun 2001. Kita harus bersyukur, masih memiliki sosok seperti Hatta, yang tidak mudah menyerah, selalu bekerja keras, dan mendahulukan kepentingan bangsa, meski harus berhadapan dengan kemacetan dan bencana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun