Mohon tunggu...
Suara Pendidik Edukreatif
Suara Pendidik Edukreatif Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Pengalaman apa saja yang berkaitan dengan dunia pendidikan yang kreatif dan berinovasi.

Visi Suara Pendidik EduKreatif: Menjadi platform inspiratif dan informatif yang memberdayakan para pendidik untuk menciptakan inovasi pembelajaran yang kreatif, relevan, dan bermakna, serta memperkuat kolaborasi dalam dunia pendidikan di era digital. Misi Suara Pendidik EduKreatif: Menyebarkan Praktik Baik: Membagikan cerita inspiratif, praktik baik, dan solusi kreatif dari para guru, komunitas belajar, dan sekolah dalam menerapkan kurikulum Merdeka dan inovasi pendidikan. Menguatkan Kolaborasi: Membangun jaringan kolaborasi antarpendidik di seluruh Indonesia untuk berbagi ilmu, pengalaman, dan sumber daya dalam pengembangan pembelajaran. Mendorong Inovasi Pembelajaran: Mempromosikan penggunaan teknologi dan pendekatan kreatif dalam pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan peserta didik di era modern. Memotivasi Pendidik: Menginspirasi guru-guru untuk terus berkembang, belajar, dan berinovasi melalui berbagai artikel, pelatihan, dan diskusi yang memperkaya wawasan. Meningkatkan Literasi Pendidikan: Menyediakan konten edukatif yang mudah diakses dan dipahami oleh semua lapisan pendidik untuk membantu dalam memahami isu-isu pendidikan terkini.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jaring Tanpa Celah

1 Desember 2024   14:32 Diperbarui: 1 Desember 2024   14:57 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen: "Jaring Halus Amanda"

Matahari mulai terbenam di ufuk barat, mewarnai langit kampus dengan gradasi jingga dan ungu. Dina melangkah pelan menuju taman, tempat biasa ia, Rafika, dan Ruly bertemu setiap sore. Namun sore itu terasa berbeda. Udara yang biasanya hangat kini terasa dingin, seperti menyimpan sesuatu yang gelap.

Amanda sudah ada di sana, duduk di bangku batu di bawah pohon besar. Wajahnya dihiasi senyum lemah lembut yang selalu membuat semua orang merasa nyaman. Tapi bagi Dina, senyum itu kini penuh teka-teki.

"Din," panggil Amanda sambil melambai. "Aku nungguin kamu."

Dina mengangguk singkat dan duduk di sampingnya. "Kenapa ngajak ketemuan, Amanda? Ada apa?"

Amanda menghela napas panjang, seolah tengah memikirkan sesuatu yang berat. "Aku cuma khawatir sama kamu. Kamu kelihatan stres akhir-akhir ini. Apa ini karena Rafika dan Ruly?"

Pertanyaan itu langsung menusuk Dina. Memang benar, akhir-akhir ini hubungan persahabatannya dengan Rafika dan Ruly terasa renggang. Rafika yang biasanya ceria kini sering bersikap dingin. Ruly yang dulu selalu bisa dia andalkan sekarang lebih sering menghindar.

"Aku nggak tahu, Amanda. Mereka berubah. Aku merasa seperti orang asing di antara mereka."

Amanda mengangguk, seolah memahami perasaan Dina. "Aku juga memperhatikan itu. Tapi, jujur, aku merasa mereka agak nggak adil sama kamu. Mereka sering ngomongin kamu di belakang."

Dina terkejut. "Ngomongin apa?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun