Di kota kecil yang damai, hiduplah seorang wanita bernama Mariani. Di mata banyak orang, ia hanyalah seorang penjual kue keliling yang merangkak dari satu pinggiran kota ke pinggiran kota lainnya. Namun, di balik senyum manis dan resep kue yang lezat, Ani memiliki sisi kehidupan yang gelap dan berbahaya.
Manisnya Kue dan Keluarga
Ani tumbuh dalam keluarga yang sederhana. Ayahnya seorang tukang kayu dan ibunya seorang penjahit, keduanya bekerja keras untuk menyambung hidup. Namun, nasib tidak selalu berpihak pada keluarga Mariani. Pada suatu hari, ayah Ani jatuh sakit dan tidak dapat bekerja lagi. Keluarga mereka terpuruk dalam kesulitan keuangan.
Bertekad untuk membantu keluarganya, Ani mencari cara untuk menghasilkan uang tambahan. Melihat bakatnya dalam membuat kue dari resep turun-temurun keluarga, ia memutuskan untuk memulai bisnis kue keliling. Ani merasa bahwa hidupnya memang pahit, tetapi setidaknya ia bisa memberikan kebahagiaan kepada orang lain melalui kue-kue enaknya.
Setiap pagi, Ani bangun lebih awal untuk mempersiapkan kue-kue segar. Dengan gerobak kecil yang penuh dengan karya seninya, ia menjelajahi kota dan desa-desa sekitarnya, menawarkan kue-kue lezatnya kepada para pelanggan setia. Ia menjadi terkenal di wilayah itu, bukan hanya karena rasanya yang luar biasa, tetapi juga karena senyum ramah dan sifat baiknya.
Dibalik Tabir Kode dan Kejahatan
Namun, dunia Ani tidak hanya berputar di sekitar kue dan senyum manis. Di malam hari, setelah gerobak kue ditutup, Ani memasuki dunia yang berbeda. Di balik dinding dapurnya yang sederhana, ia menyembunyikan perangkat canggih dan keterampilan yang membuatnya menjadi seorang penjahat teknologi yang ulung.
Ani memanfaatkan keahliannya untuk meretas sistem keamanan dan mengakses data sensitif para pejabat yang korup. Melalui kegiatan ini, ia mencuri uang dari rekening pribadi mereka dan mengarahkannya ke rekening- rekening amal yang dibuatnya untuk membangun komunitas belajar. Tidak ada yang tahu bahwa wanita manis di balik gerobak kue keliling adalah penjahat teknologi yang mahir.
Keputusan Ani untuk terlibat dalam kejahatan ini tidak hanya untuk keuntungannya sendiri. Ia melakukan itu untuk membantu keluarganya yang terus berjuang dan juga untuk membuktikan bahwa keadilan masih mungkin dicapai, bahkan jika harus melalui metode yang tidak konvensional.
Komunitas Belajar yang Berkembang
Dengan uang hasil kejahatannya, Ani membangun sebuah pusat belajar di tengah kota yang diperuntukkan bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu. Tempat ini menyediakan bimbingan belajar, kursus komputer, dan pelatihan keterampilan untuk meningkatkan peluang masa depan anak-anak tersebut. Ani merancangnya sebagai tempat yang penuh cinta dan kesempatan, memberikan harapan bagi mereka yang tidak mampu membayarnya.