(sumber: http://google.com)
Dengan jumlah penduduk kota Surabaya yang sampai saat ini mencapai 2.936.333 Jiwa, ditambah dengan banyaknya imigran tetap maupun imigran sirkuler banyak timbul permasalahan salah satunya adalah kemacetan . Dispenduk capil Surabaya mengatakan bahwa “Warga Negara Asing (WNA) berbondong-bondong kerja di Surabaya. Ini terlihat dari data statistik Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) Surabaya. Hingga Mei 2015, tercatat 696 pemohon Surat Keterangan Tempat Tinggal (SKTT). Belum lagi akumulasi WNA yang mengurus SKTT sebanyak 150an orang jelang berakhirnya Juni 2015.” Selain itu Kepala Seksi (Kasi) mutasi WNI dan WNA Dispendukcapil Surabaya Relita Wulandari mengatakan , sebagian besar WNA yang masuk ke kota Pahlawan datang untuk bekerja. "Kebanyakan WNA itu masuk dalam perusahaan besar disini, mereka tinggal di apartemen. Bukan cuma Surabaya tapi juga tingkat Jatim," kata Relita.
Tidak hanya warga asing saja yang berbondong-bondong untuk bekerja di Surabaya. Lain hal nya seperti warga Kabupaten Sidoarjo yang juga melakukan migrasi sirkuler atau migrasi ulak-alik untuk mencari nafkah ke Surabaya. Menurut penelitian seorang mahasiswa asal Universitas Brawijaya mengatakan “Adanya posisi yang strategis dan infrastruktur yang mendukung majunya peradaban menjadikan daya tarik warga untuk bermigrasi ke kota Surabaya. Selain itu daya serap sektor industri dan jasa serta memiliki perkembangan ekonomi yang relatif tinggi.”
Dengan keadaan yang seperti ini, pemerintah kota surabaya membuat proyek pembangunan frontage road di jalan ahmad yani. Proyek pembangunan frontage road dilakukan untuk menanggulangi kemacetan akibat banyaknya penduduk surabaya itu sendiri dan adanya migrasi sirkuler atau migrasi ulak-alik dari daerah sidoarjo. Jalan ahmad yani merupakan salah satu akses penghubung jalan antara wilayah Sidoarjo dan Surabaya.
Namun pembangunan ini dilakukan secara bertahap. Pembangunan pertama dilakukan pada sisi timur jalan ahmad yani. Pembangunan frontage road pada sisi timur pada saat awal pembangunan diperkirakan selesai pada akhir tahun 2014. Namun, lantaran ada keterlambatan memulai pengerjaan, proyek itu akan dilanjutkan pada tahun berikutnya yaitu tahun 2015 dan sekarang pembangunan frontage sisi timur itu sudah selesai.
Untuk tahap kedua pembangunan dilakukan pada sisi barat jalan ahmad yani yang dikerjakan dari sisi jalan Manunggal sampai Royal Plaza. Jalan yang awalnya akan digunakan untuk memperlancar arus lau lintas jalan utama kota Surabaya ini ternyata memiliki kelemahan yang tidak banyak dipahami oleh publik. FR sepanjang 3.3 km dengan luas 35 meter ini diduga salah dalam perencanaan pada pembangunan pedestrian atau trotoar alias Pembuatan Jalan Baru Kolektor (Jl. Frontage Ahmad Yani Sisi Timur) atau FR yang lama.
Target pemerintah Kota Surabaya yang ingin merampungkan pembangunan proyek frontage road ini, ternyata belum terealisasikan. Hingga bulan desember saat ini pembangunan proyek frontage road sisi barat jalan ahmad yani belum selesai. Keinginan awal pemerintah Kota Surabaya yang ingin meminimalisasi kemacetan di jalan ahmad yani tersebut malah menjadikan jalan ahmad yani macet. Kemacetan dipicu karena pembangunan proyek ini yang belum selesai. Terutama di pagi hari saat jam berangkat kerja dan menjelang malam saat jam pulang kerja. Saat kebutuhan dan tujuan masyarakat yang sama keadaan jalan ahmad yani menjadi padat dan tak terkendali.
Dengan adanya pembangunan proyek frontage road ini kurang efektif dalam penanggulangan kemacetan yang ada di Surabaya. Terutama dengan banyaknya warga yang bermigrasi entah itu menetap maupun sirkuler. Ditambah lagi dengan target penyelesaian pembangunannya yang tidak sesuai dengan target awal yang sudah ditentukan. Keadaan tersebut membuat semakin macet di sekitar frontage road sisi barat jalan ahmad yani. Jadi, intinya pembangunan frontage road ini kurang efektif karena pembanguan proyek tidak diimbangi dengan pertimbangan banyaknya penduduk yang bermigrasi.
Apa solusi nya? Yang pertama adalah sebaiknya pemerintah mempercepat pengerjaan proyek frontage road agar masyarakat dapat merasakan pengaruh dari pembangunan proyek ini dalam menanggulangi kemacetan di Surabaya. Yang kedua, pemerintah menekan angka migrasi masuk ke Surabaya dengan memberikan infrastruktur dan lapangan pekerjaan yang memadai agar mereka tidak harus bermigrasi ke Surabaya untuk memenuhi kebutuhannya. Selain itu, pemerintah membuat peraturan yang lebih tegas untuk para imigran.
Penulis: Fitria Romadhani 3615100023