Jurusan gizi memang menjadi salah satu jurusan yang banyak diminati oleh mahasiswa karena dinilai memiliki peluang kerja dengan jangkauan yang cukup luas dan bisa masuk di berbagai ranah bidang. Ilmu gizi sendiri adalah suatu jurusan yang yang mempelajari segala hal tentang gizi dan nutrisi yang dibutuhkan oleh manusia. Dalam perkuliahan nantinya, mahasiswa tidak hanya akan mendapatkan materi mengenai perhitungan kalori melainkan juga mendapatkan mata kuliah kuliner, teknologi pangan, juga industri pangan.
Setelah menyelesaikan pendidikan gizi dan mendapatkan gelar sebagai Sarjana Gizi (S. Gz.), mahasiswa yang masih ingin melanjutkan pendidikan lebih tinggi lagi akan dihadapkan dengan dua pilihan yakni lanjut mengambil Magister Gizi ataupun mengambil Pendidikan Profesi Dietisien. Meskipun keduanya sama-sama akan menghasilkan tenaga ahli di bidang gizi, keduanya memiliki perbedaan yang cukup signifikan dalam berbagai aspek.
 Lantas apa saja yang membedakan keduanya?
Perbedaan paling mendasar diantara keduanya adalah lama waktu tempuh studinya dimana waktu tempuh Profesi Dietisien adalah 4 semester atau dua tahun sedangkan untuk Magister Gizi hanyalah 2 semester atau satu tahun saja. Untuk Pendidikan Profesi Dietisien akan lebih banyak kegiatan praktik dan kegiatan yang terjun langsung ke lapangan dibandingkan dengan hanya penyampaian teori. Praktik-praktik ini akan berlangsung dengan durasi yang lebih lama dan kasus-kasus yang lebih kompleks dibanding dengan PKL yang dilakukan saat menjalani S1 Gizi.
Pendidikan Profesi Gizi akan melahirkan seorang Registered Dietitian (RD), yang dimana mereka dapat berperan sebagai ahli gizi di fasilitas kesehatan, unit gizi rumah sakit, atau menjadi konsultan gizi di berbagai organisasi. Â Selain itu, salah satu kelebihan lain jika melanjutkan Profesi Dietisien adalah dapat memiliki izin untuk membuka praktik konseling gizi mandiri. Jika tidak ingin membuka praktik mandiri melainkan ingin bekerja sebagai ahli gizi di sebuah instansi, beberapa instansi juga mulai menerapkan kebijakan yang mewajibkan seorang ahli gizi untuk menempuh Pendidikan Profesi Dietisien terlebih dahulu.
Berbeda jauh dengan program Pendidikan Profesi Dietisien, pendidikan Magister Gizi lebih cocok dan tepat jika seseorang ingin menjadi dosen atau peneliti nantinya di masa depan. Program Magister Gizi lebih terfokus pada pengembangan pengetahuan ilmiah dan riset di bidang nutrisi yang artinya Magister Gizi lebih mengutamakan pemahaman teori yang lebih dalam.
Lulusan dari Magister Gizi nantinya dapat bekerja di sektor akademis sebagai dosen ataupun peneliti, terlibat dalam pengembangan kebijakan gizi di tingkat nasional dan internasional, tergabung di organisasi internasional seperti WHO dan UNICEF, juga dapat bekerja sebagai konsultan kebijakan atau pengelola program kesehatan masyarakat. Bagi lulusan Magister Gizi yang nantinya ingin dapat terlibat langsung dalam memberikan layanan gizi di rumah sakit atau klinik, dapat mengikuti sertifikasi profesional untuk menjadi dietisien yang terdaftar.
Pilihan mengambil Magister Gizi ataupun Profezi Dietisien, kembali lagi pada tujuan masing-masing orang dikarenakan keduanya memiliki fokus pembelajaran yang berbeda, semua bergantung pada apa yang kalian inginkan dan cita-citakan di masa mendatang. Apakah kini kalian sudah memiliki pandangan ingin melanjutkan apa kedepannya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H