Setahun terakhir ini keberadaan alat kecerdasan buatan generatif (AI generatif) seperti ChatGPT telah menjadi primadona di kalangan pencari informasi di internet.
Alih-alih menggunakan search engines semacam Google yang membuat pengguna bingung memilih di antara banyaknya URL yang ditampilkan di halaman hasil pencarian, dengan ChatGPT jawaban atas pertanyaan bisa langsung ditampilkan dengan cepat.
Ini tentu membuat proses pencarian informasi di internet menjadi lebih mudah dan praktis.
Namun jawaban dari ChatGPT seharusnya tidak ditelan mentah-mentah karena seringkali menampilkan hasil yang ngawur dan ketidakjelasan sumber referensi informasi yang disajikan.
Di sisi lain, dimulainya kecenderungan mengandalkan ChatGPT untuk mendapatkan informasi bisa jadi akan mengubah perilaku pengguna internet di masa depan.
Cara Mencari Informasi Menggunakan Search Engines
Setiap pengguna yang ingin mencari informasi di internet bisa langsung mengakses mesin pencari sepert Google, kemudian mengetikkan kata kunci yang relevan. Beberapa detik setelahnya akan muncul daftar hasil pencarian berupa beberapa laman situs yang memiliki informasi yang dicari.
Baca juga : Bukan Sulap! Begini Cara Kerja Search Engine
Untuk bisa tampil di halaman pertama hasil pencarian Google alias page one, masing-masing pemilik website harus melakukan beragam opsi, mulai dari melakukan Search Engine Optimization (SEO) secara gratis namun rumit, maupun dengan cara instan namun berbayar melalui iklan.
Opsi SEO kerap dipilih karena website bisa secara natural muncul di page one dan cenderung bertahan lama. Namun, untuk menggunakan cara ini diperlukan serangkaian langkah optimasi yang memakan waktu.
Targetnya agar website perusahaannya bisa sering muncul di hadapan banyak pengguna internet yang mencari informasi tertentu, sehingga bisa meningkatkan awareness hingga menghasilkan lebih banyak sales.
Mesin Pencari Menciptakan AI Generatif Sendiri
Salah satu sumber pendapatan mesin pencari adalah melalui iklan yang dipasang di page one atas kata kunci tertentu.
Misalnya, perusahaan kursus bahasa Inggris di Jakarta ingin situsnya menempati posisi pertama di kata kunci "les bahasa inggris jakarta".
Maka, alih-alih melakukan optimasi SEO, perusahaan bisa membayar ke Google melalui GoogleAds.
Dengan begitu, voila! situs perusahannya akan secara otomatis muncul paling atas saat ada pengguna internet mencari les bahasa inggris jakarta.
Namun, apabila di masa depan pengguna internet sepenuhnya beralih mencari informasi melalui AI generatif ChatGPT, tidak dapat dipungkiri fenomena ini akan mengganggu salah satu sumber pendapatan perusahaan mesin pencari seperti Google dari GoogleAds tadi.
Meski demikian, toh para perusahaan mesin pencari seperti Google, Bing, dan lainnya turut mengadopsi dan bereksperimen dengan menciptakan tool AI generatif sendiri agar tidak ketinggalan.
Sebut saja Bard dari Google, Bing AI dari Microsoft, ERNIE dari Baidu, dan DuckAssist dari DuckDuckGo.
Bagaimana AI Generatif Mengancam Industri SEO
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, opsi lain bagi perusahaan yang ingin 'nangkring' di posisi teratas halaman hasil pencarian adalah dengan melakukan optimasi SEO.
Tidak seperti cara berbayar yang bisa mendapatkan hasil instan, melalui SEO perusahaan harus menjalani rangkaian langkah optimasi demi menyesuaikan algoritma yang telah dirancang oleh mesin pencari.
Hasil dari upaya ini sepadan dengan traffic kunjungan yang lebih organik, berkualitas, dan dapat bertahan lama.
Biasanya para perusahaan akan menyewa jasa perusahaan SEO untuk melakukan optimasi SEO ini.
Hadirnya AI generatif akan membuat industri ini menjadi ketinggalan jaman. AI generatif berpotensi mengancam industri SEO.
Perusahaan besar sekelas Google dan Microsoft mungkin sudah memiliki strategi untuk mengimbangi kerugian dengan memanfaatkan peluang AI generatif.
Namun, industri SEO yang mengandalkan mesin pencari sebagai sumber pendapatan---biasanya merupakan perusahaan kecil dan menengah---kemungkinan tidak akan dibutuhkan lagi di masa depan. Dengan demikian, industri ini tidak akan bertahan lebih lama lagi.
Tidak Ada yang Mustahil di Masa Depan
Tapi, industri SEO tak lantas serta merta hilang dari peredaran dalam waktu dekat. Pasalnya mesin pencari informasi dari AI generatif masih dalam tahap awal, dan masih ada tantangan untuk bisa mendominasi mesin pencari konvensional.
Apalagi jawaban dari AI generatif sering tidak sesuai konteks, menjiplak tulisan orang lain, dan kurang tepat. Artinya, AI generatif untuk saat ini masih kurang terpercaya jika dijadikan sumber referensi.
Namun, mengingat para peneliti memiliki banyak sumber daya untuk melakukan penelitian lebih lanjut terhadap teknologi ini, maka tidak mustahil di masa depan mesin pencari akan benar-benar menjadi usang, dan mengarah pada kematian industri SEO.
*****
Sumber tulisan:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H