Beberapa hari belakangan jagad sosial media dihebohkan oleh kasus KDRT yang dialami oleh seorang istri yang berprofesi sebagai dokter oleh suaminya yang diduga seorang pengangguran.Â
Sebagai perempuan saya sungguh ikut merasa sedih dan menyayangkan kejadian tersebut. Namun, sebagai orang awam, saya juga bertanya-tanya, kok bisa bu dokter mau menikah dengan pria yang pengangguran? Kok bisa bertahan dengan orang yang kerap menyakitinya?
Dari pembicaraan netijen di Twitter memunculkan sebuah teori yang masuk akal: bucin. Bucin pada orang yang salah, tepatnya.Â
Jadi, menurut penyelaman netijen ke tweet lawas suami, hubungan mereka sempat tidak direstui orang tua istri dan akhirnya kawin lari.Â
Namun, alih-alih 'membalas' pengorbanan istri dengan kasih sayang dan perlindungan, suami malah melakukan kekerasan.
Dalam kondisi tersebut, yang membuat sang istri bertahan mungkin karena rasa cintanya yang berlebihan kepada sang suami.Â
Cinta yang berlebihan ini bisa merupakan perasaan murni si istri, atau bisa juga hasil dari sikap manipulatif suami.Â
Misalnya sikap yang seolah-olah di dunia ini hanya pria saja yang bisa mencintai perempuan dengan tulus, membuat bergantung hanya pada pasangan, dan lain sebagainya.
Sudah Ada dari Jaman Sherlock Holmes
Kisah bucin pada pasangan manipulatif ini rupanya sudah ada dari jaman dulu. Dan pernah sempat menjadi salah satu cerita yang diangkat di cerita pendek novel Sherlock Holmes karangan Sir Arthut Conan Doyle, yang berjudul Klien yang Terkenal.Â