Saya pun terlalu malas untuk membela diri mengatakan bahwa kemarin saya jalan kaki karena ingin sehat.
2. Dianggap sedang irit dan tidak punya ongkos pulang
Nah, selain disangka sedang menjalani program diet, ada kalanya ketika saya jalan kaki pulang dari kantor, teman-teman saya mengira saya sedang irit dan tidak punya ongkos pulang (biasanya saya naik ojek online).Â
Bahkan di antara mereka ada yang dengan berbaik hati menawarkan saya tumpangan untuk sampai tujuan, yang kemudian saya tolak.
3. Rentan menjadi korban catcalling
Di antara alasan paling kuat yang membuat saya enggan jalan kaki adalah untuk menghindari pelecehan verbal selama di jalan oleh pria-pria saat saya melintas, atau yang disebut catcalling.
Ucapan tidak sopan dan bernada melecehkan seperti "Pulang kerja ya neng?", "Mau diantar sama abang gak neng?", "Neng geulis, sendirian aja nih?", terdengar sangat tidak nyaman bagi saya.Â
Kalau sudah dihadapkan dengan kondisi tersebut saya cuma bisa diam, menatap lurus ke depan, bergeming, seolah tidak mendengar apa pun.
Baca Juga :Â Pengalaman Menyaksikan Pelecehan di Halte Busway dan Bagaimana Harusnya Bertindak
4. Jalanan di Indonesia tidak ramah bagi pejalan kaki
Tidak bisa dipungkiri kalau jalan di Indonesia sebagian besar---kalau tidak mau dibilang semua---tidak ramah bagi pejalan kaki. Misal di daerah tempat tinggal saya di Grogol, Jakarta Barat, ada trotoar yang malah digunakan sebagai lapak oleh beberapa pedagang. Kadang ada beberapa ojol juga yang beristirahat memarkirkan motornya di atas trotoar. Kami sebagai pejalan kaki jadi serba salah.
5. Cuaca di Indonesia tidak mendukung berjalanan kaki
Cuaca di Indonesia, terutama Jakarta, yang selalu panas dengan sinar matahari yang terik menjadi alasan mengapa saya sering enggan berjalan kaki. Hanya untuk menempuh jalan kaki yang hanya berjarak kurang dari 1 km saja sudah mampu membuat tubuh basah kuyup oleh keringat, yang mana menjadi sangat tidak nyaman.Â
6. Polusi udara yang mengganggu
Tujuan kita berjalan kaki adalah demi menjaga kesehatan, terutama kesehatan jantung. Sayangnya, saat berjalan kaki di Jakarta, saya mau tidak mau malah ikut menghirup polusi udara dari asap kendaraan bermotor yang melintas di jalan raya.
*****