Jalan kaki merupakan salah satu cara paling mudah dan sederhana untuk menjaga tubuh tetap sehat. Manfaatnya tidak hanya baik bagi kesehatan organ penting seperti jantung, tapi secara perlahan namun pasti, juga mampu menurunkan berat badan. Pasalnya kuantitas langkah kaki yang diayunkan berbanding lurus dengan kalori yang terbuang melalui keringat.Â
Sayangnya, beragam manfaat dari berjalan kaki ini tidak serta merta menjadikan orang Indonesia gemar melakukannya. Justru sebuah penelitian dari dari Standford University menyebutkan bahwa warga negara Indonesia paling malas berjalan kaki dibandingkan warga negara lainnya.
Saya tidak ingin membantah atau pun membela diri atas hasil penelitian tersebut. Bisa dibilang saya mungkin salah satu warga yang dimaksud dalam penelitian tersebut: malas jalan kaki!
Namun pada tulisan ini saya ingin menceritakan tentang alasan mengapa saya enggan berjalan kaki di Indonesia. Saya menekankan kata 'enggan', bukan 'malas', karena pada beberapa momen sebenarnya bukan karena saya malas jalan kaki, tapi ada beberapa faktor yang membuat saya enggan melakukannya di Indonesia.Â
Dan berikut ini beberapa alasan di antaranya bedasarkan pengalaman saya pribadi.
1. Disangka sedang diet
Beberapa tahun lalu saat saya hendak pulang dari kantor menuju rumah yang kebetulan jaraknya tidak terlalu jauh, saya memutuskan ingin berjalan kaki saja, alasannya ingin lebih sehat dan melancarkan peredaran darah sehabis seharis kebanyakan duduk di depan laptop.
Saya merasa enjoy dan senang sampai ada beberapa teman kantor yang menuju arah yang sama dengan mengendarai sepeda motor, menyapa saya yang sedang berjalan kaki di pinggir jalan.
"Lagi diet ya, Fit?" ujar mereka sambil bergurau dan kemudian pergi sambil tertawa kecil.
Saya hanya bisa tersenyum malas menanggapi.
Keesokkan harinya kebetulan saya tidak masuk kerja, karena cuti. Sehari setelahnya mereka meledek saya dan mengira saya jatuh sakit karena kecapekan jalan kaki dari kantor ke rumah.Â