Hari itu Kamis, 10 Maret 2016, sudah 2 minggu saya menunggu tanggal tersebut, sesuatu yang penting akan diumumkan hari itu. Sejak pagi beberapa kali saya bulak balik cek email dan me-refresh-nya tapi email yang ditunggu tak kunjung datang.
Akhirnya sore itu, email yang dinanti datang juga, berusaha tenang dan pasrah walau sebenarnya ngarep banget, dan alhamdulillah akhirnya 1 kata yang selama 2 minggu ini menjadi penantian, benar adanya tertulis di email tersebut “LULUS”. Ya alhamdulillah, puji syukur kepada Allah, akhirnya saya lulus seleksi untuk beasiswa pendidikan indonesia – LPDP untuk tujuan universitas di luar negeri. Rasanya begitu mengharu biru, berbunga-bunga, dengan rasa syukur tak terhingga.
Kelulusan ini merupakan buah hasil percobaan yang ke-3 dari proses seleksi LPDP yang saya ikuti. Pertama kali saya ikut itu pada pembukaan batch 2 di tahun 2015, dan gagal setelah tahap seleksi substansi (interview, LGD, dan essay).
“Kejarlah mimpimu itu terus, hingga ada mimpi lain yang menggantikan”
Akhirnya, saya pun membulatkan tekad dan menyiapkan dengan baik, serta belajar dari semua kesalahan-kesalahan di masa lalu, saya pun mendaftar kembali pada batch 1 2016. Alhamdulillah, saya lolos seleksi administrasi dan substansi, dan semua terasa begitu indah karena proses seleksi substansi yang saya rasakan berjalan begitu smooth dan tangan Allah bekerja begitu sempurnanya.
Mengapa saya bilang begitu? Karena pada batch 1 2016 ini, LPDP mengeluarkan persayaratan baru dimana untuk tujuan universitas LN, semua proses seleksi substansi (interview, LGD, dan essay) akan dilaksanakan dalam full bahasa Inggris. Dengan kemampuan bahasa Inggris saya yang jauh dari kata fluent, saya agak sedikit gugup dan khawatir tidak dapat menyampaikan ide/gagasan saya dengan cukup baik pada semua test.
Namun, jika kita berusaha dan berserah kepada Allah, Allah selalu menyiapkan pertolongannya yang terbaik, semua materi di test LGD dan essay adalah isu-isu yang sangat berkaitan dengan keseharian pekerjaan saya yakni terkait pengelolaan air bersih dan manajemen sampah.
Sehingga proses penyaluran gagasan tidak terlalu terkendala masalah bahasa. Selanjutnya proses interview yang berjalan begitu smooth tidak seperti interview pada saat percobaan pertama saya di tahun 2015 sungguh terasa alot dan panas..huhahh
Jadi, setelah jatuh bangun mengikuti proses seleksi beasiswa LPDP, berikut beberapa hal yang ingin saya bagi yang merupakan pembelajaran saya dari 2 kegagalan di proses seleksi sebelumnya:
1. Seleksi Administrasi
Persiapkan Semua Dokumen Dengan Baik