Budaya menulis lahir karena sebelumnya ada budaya membaca. Dengan membaca, akan memperkaya pemikiran sebagai pengubahan pola pikir menjadi lebih berkarakter. Budaya baca dan tulis ini harus digalakkan, karena banyak  pengaruh positif  yang akan didapat dari budaya literasi tersebut.Bahasa tulis  sebuah bukti sejarah, yang akan selalu terkenang, selagi ada kehidupan, revolusi akan terus berjalan. Bahasa Tulis sebagai penyampai pesan, merekam jejak para terdahulu kita. Media tulis akan menjadi dasar lahirnya pemikiran baru yang akan timbul dalam diri generasi selanjutnya. Sebagai bahan pengetahuan yang akan berguna bagi masa depan. Menulis merupakan keterampilan berbahasa pada tingkatan terakhir dari keempat keterampilan yang disebut catur tunggal. Dengan menulis dapat memulihkan kembali pengetahuan lalu yang kemudian disempurnakan dan dikembangkan berdasarkan penemuan penemuan baru yang bersifat ilmiah.
Bahasa tulis merupakan salah satu budaya, yang lahir dari hasil pemikiran manusia terdahulu. Definisi budaya adalah sebuah tingkah laku yang sudah menjadi kebiasaan dan dilakukan terus menerus. Jadi jika menulis adalah suatu budaya maka sudah sepantasnya untuk terus dilestarikan. Namun saat ini budaya menulis sedang berada di tingkat yang paling rendah. Sangat miris, bayangkan jika generasi saat ini tidak ada yang gemar menulis apa yang akan diwariskan pada anak cucu kita kelak? Pengetahuan lalu sangat mempengaruhi lahirnya pengetahuan yang baru. Belajarlah untuk menulis karena akan sangat berpengaruh dan banyak manfaat untuk anak cucu kita di mas depan. Memang tidak semua orang memiliki  potensi dalam menulis, mereka semua memang bisa menulis tapi mereka bukanlah penulis dan mereka hanyalah menulis . Menulis dalam arti sesungguhnya adalah pesan yang memiliki konsep dan tujuan, memiliki pengaruh untuk melakukan perubahan. Namun, jika kita berusaha untuk mampu menulis, tidak ada yang mustahil bukan? Semua akan terjadi jika ada kemauan (niat yang baik) dan kerja keras.
 Menulis dikatakan penting, karena anak cucu kita nantipun akan belajar dari apa yang sudah ada , salah satunya dengan membaca hasil tulisan kita. Jika tidak ada satupun yang menulis maka bagaimana cara nya agar generasi selanjutnya mendapatkan ilmu pengetahuan? Apakah ilmu pengetahuan yang telah didapat cukup hanya dengan disampaikan secara lisan ? Sedangkan kita tidak tahu berapa lama lagi kita akan hidup, jadi cara yang tepat untuk merefleksikan pemikiran ide dan gagasan yang kita pahami adalah dengan menulis. Walaupun kita sudah tiada, namun ilmu pengetahuan akan tetap ada dan terus berkembang yang akan dibawa oleh agen perubahan yaitu generasi selanjutnya.
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H