Teori ini di ciptakan oleh seorang filsuf ekonomi yang berasal dari Jerman yaitu Karl Marx yang dimana dalam hal ini Marx menolak pendangan kaum ekonomi liberal yang memandang perekonomian itu sebagai positive sum game. Marx memandang bahwa perekonomian itu tempat eksploitasi manusia dalam perbedaan yang dibagi menjadi dua yaitu :Â
1. Kaum BorjuisÂ
Kaum borjuis merupakan masyarakat kelas atas yang memiliki alat-alat produksi, mereka memiliki kekuasaan ekonomi dan politik dalam masyarakat kapitalis
2. Kaum proletar
Kaum proletar merupakan  masyarakat yang bekerja karena tidak memiliki alat produksi dan mendapat upah dari kaum bonjuris untuk kelangsungan hidup mereka.
Keuntungan kapitalis yang dimiliki oleh kaum Borjuis berasal dari ekploitasi tenaga kerja dari kaum proletar yang sering kali terpaksa untuk bekerja walaupun dalam keadaan buruk demi upah yang nominal nya cukup rendah sementara hasil dari kerja yang dilakukan oleh kaum proletar dinikmati oleh kaum Borjuis, hal tersebut menciptakan adanya ketidakadilan sosial dalam lingkungan masyarakat.
Sehingga pada akhirnya saat kesenjangan sosial semakin tinggi dengan konflik kelas sosial antara kaum Borjuis dan kaum proletar, terdapat revolusi kaum proletar untuk mengatasi ketidakadilan dalam konflik kelas sosial yang terjadi dalam memperjuangkan hak-hak para pekerja untuk keadilan sosial mereka, hal tersebut bertujuan untuk menggantikan sistem kapitalis yang sudah lama terjalin. Dengan membangun masyarakat yang komunis tanpa adanya kelas dari dua kaum tersebut dimana adanya kontrol sosial didalamnya, Peristiwa tersebut mempengaruhi dunia saat ini dimana adanya gerakan buruh di seluruh dunia, ini berkat adanya kritik terhadap kapitalisme yang terjadi pada abad ke 20.
Neo-marxisme
Neo-marxisme merupakan sebuah teori yang melihat pertumbuhan dari marxisme klasik dengan di warnai oleh konflik sosial terdapat struktural modernisasi dari teori Marxisme klasik yaitu neo Marxisme. Ide dasar dari Marxisme ini mengarah pada perjuangan kelas yang pada akhirnya tidak hanya membuat sebuah negara memahami pentingnya hak buruh tetapi juga perlu adanya hal yang bisa mengakomodasi hal tersebut.Â
Ada 3 kategori pembagian struktur sejarah yang dikembangkan oleh Immanuel Wallerstain yaitu :
1. Core (negara-negara maju)
Dalam struktur core ini merupakan struktur yang paling tinggi dimana tingkat pendidikan, ekonomi dan teknologi yang maju atau berkembang dengan pesat dan lebih banyak menghasilkan kekayaan dalam ekonomi dunia dan biasanya menjadi pelopor dalam memproduksi barang-barang yang memiliki nilai tinggi.
2. Semi-periphery
Struktur ini merupakan setruktur yang merupakan negara-negara yang berkembang dimana di dalamnya terjadi proses inti dan proses pinggiran, tempat yang di ekploitasi dan ada gilirannya mereka juga yang mengeksploitasi negara pinggiran atau negara miskin. Dalam semi-periphery ini terdapat tantangan dalam ketidaksetaraan dan ketergantungan walaupun memiliki pertumbuhan ekonomi yang berkembang.
3. Periphery (pinggiran)
Dalam konteks struktural yang ini merupakan negara negara yang memiliki tingkat pendidikan yang rendah, perekonomian yang juga rendah dan teknologi yang blm maju. Negara negara pinggiran ini banyak dimanfaatkan atau di eksploitasi sumber daya alamnya oleh negara negara core (negara inti) atau juga semi periphery (negara berkembang), sering kali mengalami ketergantungan yang pada akhirnya menghambat perkembangan pada sistem negara.
Dan pada intinya negara-negara inti yang memiliki kekuatan ekonomi juga politik yang kuat mendominasi sistem dunia dan membentuk ketidaksetaraan dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H