Memiliki pengetahuan tentang perkembangan khususnya tumbuh kembang pada anak sangatlah penting. Pengetahuan ini sangat penting tidak hanya untuk diketahui, akan tetapi harus dipahami. Sebab, menjadi pedoman dalam menganalisis kepribadian dan kebutuhannya, meskipun anak berada pada fase usia dasar. Dari segi aspek pengembangan kognitif, kemampuan anak dan hasil belajar yang diharapkan menunjukan bahwa anak mampu berfikir secara logis, kritis, memberi alasan, mampu memecahkan masalah dan menemukan hubungan sebab akibat dalam memecahkan masalah yang dihadapinya (Yamin dan Sanan, 2010).
Pendidikan anak usia dini adalah jenjang sebelum memasuki pendidikan sekolah dasar yang mengupayakan pembinaan untuk anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Pendidikan ini dilakukan untuk pemberian rangsangan demi membantu pertumbuhan memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal.
Sehingga perkembangan kognitif merupakan suatu proses kemampuan berpikir pada anak dalam pemahaman, mengelolah informasi dan pemecahan permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari melalui pengalaman yang dialami dan pengetahuan yang dimiliki sehingga anak tersebut mampu berinteraksi terhadap lingkungan sekitarnya.
Proses dimana anak memepelajari keterampilan pemecahan masalah seringkali terjadi secara tidak langsung melalui interaksi dengan lingkungannya khususnya melalui dukungan orang tua dan guru. Anak-anak cenderung belajar dengan cara mengamati, meniru, dan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Dukungan orang tua dan guru memberikan kesempatan kepada anak untuk menghadapi permasalahan sehari-hari, baik yang sederhana maupun kompleks.Â
Oleh karena itu, anak memerlukan pengasuhan yang tepat, termasuk memberikan dukungan, bimbingan, dan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang merangsang serta pemikiran yang mendalam. Penting untuk menciptakan lingkungan di mana anak-anak merasa aman dan mau belajar dari kesalahan mereka. Sehingga proses ini memungkinkan anak untuk membangun rasa percaya diri, kemandirian, dan kemampuan berpikir kritis (Darnis, 2018).Â
Kemampuan pemecahan masalah adalah kemampuan untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan menemukan solusi untuk suatu masalah atau tantangan yang dihadapi. Ini melibatkan proses berpikir kreatif, logis, dan sistematis untuk mencari solusi yang efektif. Kemampuan pemecahan masalah tidak hanya mencakup menemukan solusi, tetapi juga melibatkan evaluasi alternatif, pengambilan keputusan, dan implementasi solusi dengan baik.Â
Pemecahan masalah sebagai suatu aktivitas yang berhubungan dengan pemilihan solusi atau tindakan yang tepat dan mengubah situasi saat ini ke situasi yang diinginkan Hal ini memberikan kesempatan kepada anak untuk memecahkan masalah dengan sederhana dengan merencanakan, memperkirakan, mengambil keputusan, dan mengamati akibat dari tindakannya.Â
Oleh karena itu tujuan pembelajaran pemecahan masalah adalah untuk mengembangkan kemampuan anak dalam memecahkan masalah secara tepat. Anak akan mampu memilih dan menganalisis informasi yang relevan, kepuasan inteletual akan menjadi penghargaan penting bagi anak, potensi intelektual anak akan meningkat dan anak akan terdorong untuk melakukan penemuan melalui proses penemuan.
 Adapun kegiatan yang dapat dilakukan untuk melatih pengembangan keterampilan kognitif pada anak dengan menggunakan strategi pemecahan masalah diantaranya, permainan maze, bermain peran, bermain labirin, bermain balok, dan menyusun menara menggunakan kubus. Dari kegiatan tersebut dapat mendukung anak untuk mengembangkan aspek perkembangan kognitif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H