Wanita adalah lambang kelembutan dan kasih sayang. Ia lahir dengan berbagai keunikan, diciptakan sebagai pelengkap kehidupan bagi kaum pria. Wanita mampu memiliki kesabaran yang luar biasa. Dalam keadaan yang tidak nyaman ia mampu bertahan untuk bersabar dan tetap tegar, ia mampu berkorban dengan pengorbanan yang luar biasa. Namun jika hatinya telah disakiti, air mata akan ikut serta menyertai hidupnya, ia akan rapuh dalam menjalani setiap bagian dari hidupnya. Jika hatinya dalam keadaan bahagia, ia merupakan seorang yang paling tegar dan semangat untuk berkontribusi apa pun pada lingkungan kehidupannya.
Wanita adalah peradaban ummat, mendidik ia sama dengan kita mendidik peradaban manusia. Menghardiknya, membuat ia tak terdidik sama dengan melalaikan perkara peradaban ummat. Merusak akhlaknya sama dengan merusak akhlak seluruh peradaban manusia, menjaga akhlaknya sama dengan menjaga akhlak seluruh peradaban manusia. Kenapa hal ini bisa terjadi? Wanita adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya, seseorang yang menjadi pendidik anak-anaknya. Hingga pada akhirnya dari setiap manusia akan menghasilkan manusia lain.
Jika pola pendidikan seorang wanita salah, maka pola pendidikan anaknya salah, pola pendidikan masyarakat salah, pola pendidikan Bangsa dan Negara pun akan menjadi salah. Namun hal sebaliknya akan berlaku jika pola pendidikan seorang wanita berkualitas, maka akan lahir dari dia sebuah peradaban manusia yang berkualitas. Saat ini, telah banyak wanita yang dihancurkan akhlaknya dengan kemajuan teknologi, wanita dijadikan objek kepuasan mata-mata pria yang haus akan kenikmatan nafsu. Mereka mengangkat derajat wanita, menjadikan wanita sebagai orang yang berhak mendapatkan kesamaan hak dalam segala hal. Memberikan peluang yang sama untuk wanita agar mampu menyetarai pria dalam berbagai hal.
Hal ini sebenarnya bukan bentuk dari peningakatan harkat derajat seorang wanita. Hal ini adalah bentuk kedzaliman yang dilakukan oleh masyarakat umum kepada seorang wanita. Pada dasarnya wanita berhak mendapatkan keadilan, namun tidak dengan porsi yang sama dengan para pria. Wanita berhak mendapatkan tingkat pendidikan setinggi mungkin bukan untuk menyetarai pria, hal ini untuk bekal agar wanita mampu berkualitas saat mendidik anak-anaknya.
Seorang wanita berhak bekerja diluar, namun tidak dengan bercampur antara lingkungan kerja pria dan wanita. Seorang wanita berhak menjadi apapun yang dia inginkan, namun dengan batasan-batasan tertentu. Batasan-batasan ini adalah syari'at Islam. Batasan-batasan ini bukan untuk mengekang langkah para wanita dari kehidupannya melainkan sebagai bentuk penjagaan agar tidak terjerumus kepada hal-hal yang merugikan kaum wanita.
Islam mengatur sedemikian rupa agar wanita tetap menjadi makhluk mulia. Islam meletakkan wanita sebagai makhluk yang harus dihormati, dilindunngi, disayangi, dan di jaga. Karena wanita mudah menggunakan perasaanya dalam menjalani kehidupan, hal ini membuat ia mudah masuk dalam keburukan. Kecenderungan wanita yang selalu menggunakan perasaan ini menggeser peran akal pikiran mereka dalam menyeimbangi kehidupan. Ketika perasaan lebih diutamakan daripada akal pikiran, maka kehidupan yang ia jalani lebih kurang rasional dan lebih rentan.
Maka dalam menjalani kehidupan seorang wanita di beri panduan khusus dalam Islam. Islam menyediakan fiqih wanita khusus untuk wanita. Apakah ada Fiqih pria? Sepertinya saya belum pernah mendengar ada fiqih pria, namun untuk wanita ada fiqihnya. Diatur lengkap agar wanita tidak salah langkah. Inilah kekhususan dan spesialnya menjadi seorang wanita didalam Islam, diperhatikan sebegitu dalam dan detail agar terjaga dari hal-hal buruk.
Dengan berbagai peraturan untuk menjaga agar seorang wanita terjaga akhlak, pikiran, hati, dan fisiknya maka Allah perintahkan seorang wanita untuk menjadi pendidik bagi peradaban manusia. Ketika seorang wanita telah terjaga dengan baik dengan ajaran Islam, maka ia akan menjadikan peradaban manusia memilki keislaman yang kuat dan tangguh. Pada akhirnya peradaban manusia akan menjadi peradaban Islam yang sangat kuat. Oleh karena itu, wanita adalah penentu peradaban manusia pun peradaban Islam. (Fitria Ningsih)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H