Sebagai bagian dari ibu- ibu muda, saya lumayan dekat dengan aktivitas mengabadikan moment dengan cara memotret.
Sebenarnya saya sendiri selain mengabadikan moment dengan memotret juga suka mengabadikan moment keseharian dengan menulis. Namun yang lebih sering saya lakukan adalah mengabadikan moment dengan menulis  kemudian disertai foto sebagai dokumentasi realnya.Â
 Sharenting sudah umum dilakukan oleh banyak orang terutama ibu- ibu. Mengeshare foto kegiatan anak-anak menurut saya boleh- boleh saja, namun dalam tataran sewajarnya dan tidak berlebihan.
Sharenting Sewajarnya Tidak Berlebihan
Sharenting yang sewajarnya yaitu:
1. Sharenting yang bertujuan mengabadikan moment yang berkesan, membahagiakan. Â Moment berkesan dan membahagiakan sah- sah saja di share sebagai tanda kita mensyukuri Rahmat- Nya.
2. Tidak mengeshare foto anak ketika dia tidak mau di foto, untuk menghargai privasi anak.
3. Tidak mengeshare foto anak ketika anak dalam keadaan " Merasa malu" Seperti dalam keadaan sedih  atau dalam keadaan auratnya tidak tertutup atau dalam keadaan anak pas menangis.Â
Hal demikian perlu diperhatikan. Semisal ketika anak menangis sedih tanpa sepengetahuan anaknya difoto dishare di watshapp, diberi emotikon " Sabar ya nak/ jangan sedih ya nak". Ini tidak  layak dilakukan. Karena anaknya bisa saja diolok- olok temannya ketika di sekolah karena ketahuan menangis.
4. Mengeshare moment- moment bersama anak dengan emotikon dan kata- kata yang sepantasnya. Tidak menjatuhkan harga diri anak.