Kepribadian seseorang tidak luput dari adanya proses sosialisasi yang benar. Dengan itu pula bisa membentuk pribadi individu yang dicapai oleh adanya proses sosialisasi baik di lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, ataupun media massa. Mengapa dikatakan demikian? Pada dasarnya, kepribadian kita terbentuk karena adanya pembiasaan yang terus menerus dilakukan. Dengan proses pembiasaan tersebut maka akan menentukan individu berkembang ke arah yang baik atau buruk.Â
Sebelum membahas lebih lanjut, arti dari sosialisasi adalah proses interaksi antar individu, individu dengan kelompok, ataupun antar kelompok. Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain untuk berinteraksi. Dari interaksi yang dilakukan setiap hari ini, memberikan pengaruh terhadap kepribadian individu tersebut. Sosialisasi dapat terjadi secara tatap muka langsung maupun tidak langsung. Sosialisasi secara langsung yaitu proses interaksi antara satu orang dengan orang lain secara tatap muka langsung, saling sapa, ataupun berbincang. Contohnya seperti dalam lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, teman sebaya, dan lingkungan masyarakat. Sedangkan sosialisasi secara tidak langsung yaitu adanya suatu interaksi antara satu orang dengan yang lainnya tanpa adanya tatap muka secara langsung, melainkan interaksi melalui media massa. Seperti adanya interaksi melalui gadget, internet, dan sosial media.
Berikut adalah agen sosialisasi yang berperan besar dalam membentuk kepribadian individu.
1. Keluarga
Sosialisasi dimulai dari lingkaran terkecil yaitu keluarga. Seorang anak sudah mulai berinteraksi dengan anggota keluarganya sejak kecil. Dalam lingkungan keluarga, setiap anak sudah memulai proses sosialisasi baik dengan ayah, ibu, atau saudaranya. Anak juga kebanyakan menghabiskan waktu di rumah dengan keluarganya. Maka dari itu, suatu keluarga seharusnya dapat melaksanakan perannya dengan baik. Sehingga dapat memberikan contoh bagi sang anak. Melalui proses ini, anak akan mendapatkan ilmu yang belum pernah didapat sebelumnya. Seperti kasih sayang, tolong menolong, serta mempelajari nilai dan norma agar tidak melakukan hal-hal yang tidak baik. Sehingga setelah anak beranjak dewasa kelak, ketika bertemu dengan karakter dan pergaulan yang kurang baik, tidak akan terpengaruh. Hal ini disebabkan karena telah tertanam pondasi yang kuat dalam keluarga sejak dini. Keluarga sangat berperan besar dalam membentuk kepribadian seseorang.
2. Sekolah dan Teman Sebaya
Setelah keluarga, media sosialisasi berikutnya adalah sekolah. Sering dikatakan bahwa sekolah adalah penghubung antara guru dengan orang tua. Guru juga berperan dalam pembentukan kepribadian seseorang. Di sekolah, individu akan belajar untuk mematuhi tata tertib yang ada. Jadi, individu tersebut diajarkan untuk mandiri, tegar, disiplin, bertanggung jawab, dan mampu berinteraksi dengan banyak orang. Segala hal yang dilakukan dirumah dibantu oleh orang tua, di sekolah dituntut mengerjakan secara mandiri. Di sekolah juga bertemu teman sebaya dengan kepribadian yang berbeda-beda. Lingkungan teman sebaya pun punya pengaruh yang besar, maka dari itu kita harus pintar memilih teman agar tidak terbawa arus buruk. Karena bagaimanapun, kepribadian kita akan mudah untuk terpengaruh oleh lingkungan yang berada di sekitar kita. Di lingkungan teman sebaya, seorang individu dapat belajar cara bersikap adil dan mengatur peran dengan teman sebaya.
3. Lingkungan Masyarakat
Selanjutnya lingkungan masyarakat pasti memiliki adat istiadat, norma, dan nilai yang berbeda-beda. Kehidupan masyarakat berperan penting dalam pembentukan kepribadian individu tertentu. Misalnya penanaman nilai toleransi, saling menghargai, tolong menolong dan gotong royong. Seorang individu juga harus memiliki sopan santun kepada masyarakat agar tidak mengalami sanksi sosial. Contoh sosialisasi di lingkungan masyarakat seperti kerja bakti, senyum dan sapa tetangga ketika berpapasan di jalan, menjenguk tetangga yang sakit, dan lain sebagainya. Banyak contoh sosialisasi dalam masyarakat menyadarkan bahwa sosialisasi memegang peranan penting dalam kelangsungan hubungan sesama manusia.Â
4. Media Massa / Media Sosial
Zaman modern seperti saat ini, kehidupan kita juga terhubung dengan adanya sosial media. Mulai dari internet, berita di televisi, surat kabar, dan lain sebagainya. Kualitas media dapat dinilai dari informasi yang disampaikannya kepada publik. Perilaku suatu individu juga dapat dipengaruhi oleh media massa. Terlebih terhadap anak-anak, sebagian besar dari mereka suka menonton di depan televisi atau gadget. Untuk menghindari dampak buruk, perlu adanya dampingan dari orang tua terhadap anak yang belum cukup umur. Karena seorang anak yang belum cukup umur, cenderung belum mengerti apa yang mereka lihat dan lakukan. Era saat ini juga banyak sekali anak muda yang masih dibawah umur menggunakan sosial media, akibatnya mereka mudah sekali terbawa arus negatif dari globalisasi. Mereka belum bisa membedakan mana yang baik dan buruk, sehingga semua arus globalisasi di terima mentah-mentah.
Jadi dari artikel di atas dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai yang dipelajari dari masing-masing agen sosialisasi harus bersifat positif. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa sosialisasi yang bersifat negatif beriringan di kehidupan kita. Tetapi, yang harus kita jaga adalah bagaimana sosialisasi yang bersifat positif lebih dominan daripada yang negatif. Jika hal ini dapat diterapkan, maka proses sosialisasi individu tersebut akan berjalan dengan lancar. Apabila terjadi sebaliknya, individu akan merasa bingung dalam menentukan sikap atau bisa jadi melakukan hal yang menyimpang dari nilai atau norma.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H