Mohon tunggu...
Fitriani 7904
Fitriani 7904 Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kolaborasi Menginspirasi: Menguak Rahasia Menglolah Limbah Menjadi Choco Charcoal Mix

12 Agustus 2023   10:19 Diperbarui: 12 Agustus 2023   11:27 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tim PKM-PM Bersama Kelompok Dasawisma Kemuning

Dalam dunia yang semakin dipenuhi dengan tantangan lingkungan dan keberlanjutan, sebuah tim mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Bone telah mengukir prestasi luar biasa melalui inovasi Program Kreativitas Mahsiswa (PKM) bidang pengabdian kepada masayarakat  yang mengubah pandangan tentang limbah. Dengan  judul "Choco Charcoal Mix Berbahan Dasar Kulit Kakao Kombinasi Cangkang Kemiri sebagai Inisiasi Biomass Recycling Berbasis Limbah di Desa Tompo Bulu", mereka berhasil merubah limbah kulit kakao dan cangkang kemiri yang sebelumnya dianggap tak berguna menjadi aset berharga yang memberikan dampak positif bagi ekonomi dan lingkungan.

Tim PKM-PM, yang terdiri dari mahasiswa berbakat yang dipimpin oleh Fitriani sebagai Ketua Tim, Syamsul Rijal (Anggota 1), dan A. Iin Wahyu Ningsi (Anggota 2) dengan dosen pendamping Dr. A. M. Irfan Taufan Asfar, M.T., M. Pd yang telah berhasil menciptakan Choco Charcoal Mix yang dapat dijadikan sebagai bahan bakar alternatif guna mengurangi biaya dalam pemenuhan bahan bakar (elpiji) yang harganya cukup tinggi. Dengan dukungan dana dari  Kementrian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbud Risetdikti). Tim ini telah berhasil meraih prestasi gemilang melalui proyek inovatif yang mengolah limbah menjadi "Choco Charcoal Mix", sebuah terobosan yang tidak hanya mengatasi permasalahan lingkungan, tetapi juga memberikan dampak positif yang signifikan bagi ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Limbah kulit kakao dan cangkang kemiri, yang dahulu hanya dilihat sebagai sisa produksi tanpa nilai, kini telah menjadi komoditas yang menjanjikan. Tim mahasiswa ini telah mengolah limbah-limbah tersebut dengan kreativitas dan tekad yang luar biasa, menghasilkan "Choco Charcoal Mix" yang menarik dan bermanfaat. Proses inovatif ini melibatkan beberapa langkah berurutan, yang dimulai dengan pemrosesan limbah kulit kakao dan cangkang kemiri menjadi bahan baku yang dapat digunakan.

"Choco Charcoal Mix" bukan sekadar bahan bakar alternatif, tetapi juga solusi lingkungan yang menjanjikan. Produk ini memiliki nilai kalor tinggi dan menghasilkan sedikit emisi gas rumah kaca dibandingkan dengan bahan bakar fosil. Dengan kata lain, proyek ini bukan hanya membantu mengelola limbah yang bisa mencemari lingkungan, tetapi juga mengurangi dampak negatif terhadap perubahan iklim" ujar salah satu anggota Kelompok Dasawisma Kemuning.

Tidak hanya itu, proyek ini juga memiliki dimensi sosial yang sangat berarti. Kolaborasi yang kuat dengan Kelompok Dasawisma Kemuning membantu membangun kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan limbah dan kreativitas dalam mengatasi permasalahan lokal. Dengan melibatkan masyarakat dalam proses produksi dan distribusi, proyek ini telah menciptakan jalinan sosial yang lebih erat dan saling mendukung.

Keberhasilan yang telah dicapai ini tidak lepas dari arahan dan bimbingan dari Dosen Pendamping kami serta dukungan dan bantuan dari Rektor Universitas Muhammadiyah Bone bersama dengan Wakil Rektor, Pengelola Epicentrum PKM UNIM BONE, yang memberikan kontribusi yang sangat berharaga dalam kesuksesan kegiatan program ini.

Kepala Desa Tompo Bulu Bapak Muhammad Iqbal juga memberikan apresiasi kepada mahasiswa atas upaya yang telah dicapai dalam menciptakan inovasi yang memberikan banyak manfaat bagi masyarakat Desa Tompo Bulu. "Inovasi ini sangat membantu masayarakat untuk memanfaatkan limbah sekitar menjadi produk yang berguna" ujar Kepala Desa Tompo Bulu.

Inovasi "Choco Charcoal Mix" oleh tim mahasiswa Universitas Muhammadiyah Bone adalah contoh nyata bahwa potensi besar dapat muncul dari apa yang dahulu dianggap sebagai limbah. Proyek ini mengajarkan kita bahwa dengan ketekunan, kolaborasi, dan tekad untuk menciptakan perubahan positif, kita dapat merubah paradigma dan menciptakan dampak luar biasa bagi lingkungan, ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat. Diharapkan bahwa kesuksesan mereka akan menjadi inspirasi bagi semua pihak untuk terus mencari solusi inovatif dalam menghadapi tantangan masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun