Sinopsis Sistematika merupakan salah satu bagian materi yang diberikan oleh Bapak Samsul Bahri, S.Kel.,M.Si, pada mata kuliah Biosistematikan dan Genetika Kelautan. Materi ini disampaikan kepada mahasiswa di ruang lab.
Dari paparan materi yang bapak sampaikan, dapat disimpulkan mulai dari sejarah biosistematika yang dimulai dari Aritoteles (384-322 BCE) yang mengembangkan ilmu klasifikasi dan perkembangan selanjutanya nama awal fauna yang ditemukan berdasarkan nama yang telah ada dengan melihat ciri morfologinya, karakteristik dengan binomial. hingga sejarah selanjutnya dilanjutkan oleh Theophrastus (370-285 BCE) dengan mengidentifikasi 500 tumbuhan. Kesimpulan kedua yaitu mengapa sistematika dibuat? Yaitu untuk mengidentifikasi keanekaragaman hayati laut, rusaknya biodiversitas yang semakin tinggi, perkembangan ilmu biologi dan yang terakhir perkembangan ilmu teknologi. Adapun kesimpulan ketiga yaitu definisi dari taksonomi yang merupakan ilmu yang berkaitan dengan penamaan dan deskripsi suatu spesies, sedangkan definisi sistematika lebih luas yaitu meliputi sejarah filogenetik, taksonomi dan simbiosis.
Kesimpulan keempat yaitu perkembangan sistematika ini berawal hanya berdasarkan karakteristik/ciri saja dan adanya analisa filogenetik dan berkembang pesat pada dunia pertenakan dan kedokteran. Kesimpulan kelima adalah bidang keilmuan sistematika mencakup: identifikasi, klasifikasi,kekerabatan, evolusi, distribusi geografis dan adaptasi spesies.
Biosistematika yang dipelajari bertujuan untuk mengetahui hubungan kekerabatan suatu organisme dan evolusi filogenetiknya.Â
Bapak Samsul juga membahas soal gen yang diwariskan oleh orang tua kepada anaknya yaitu gen yang diwariskan oleh ibu terekpresi dari seperti kepandaian anak, sedangkan ayah mewariskan gen yang tidak terekpresi seperti bentuk fisik. Semakin banyak modifikasi gen dalam tubuh yang tercipta maka akan menciptakan antibodi tubuh terhadap anak yang dapat bebas dari penyakit tertentu. Penyakit disebabkan oleh bakteri dan virus. Bakteri meiliki DNA dan RNA sedangkan, virus tidak memiliki DNA hanya memiliki RNA saja sehingga lebih mudah bermodifikasi/berubah bentuk.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H