Mohon tunggu...
Agus Fitriandi
Agus Fitriandi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Founder Global Educollab, Quantum Wakaf Media dan Solusi Griya

Menaruh minat pada penyediaan pendidikan dan rumah yang berkualitas dengan tetap terjangkau untuk semua anak bangsa.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Wakaf: Solusi Tantangan Mahalnya Biaya Pendidikan Masa Depan

26 Februari 2023   17:31 Diperbarui: 26 Februari 2023   20:29 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kenaikan Biaya Pendidikan Tinggi (Sumber: kompas.id)

Liputan Kompas yang berjudul Orangtua Indonesia Makin Sulit Biayai Kuliah Anak menyadarkan kita akan tantangan di bidang pendidikan. Berdasarkan data historis, biaya studi pendidikan tinggi di masa depan diperkirakan akan naik 6,03 % per tahun. Kenaikan biaya tersebut tidak mampu diimbangi kenaikan upah orangtua yang hanya sebesar 2,7- 3,8 % per tahun. Dampaknya, apabila orangtua lulusan SMA tersebut menyisihkan 20 % penghasilannya sejak anaknya lahir hingga tamat SMA atau dengan kata lain menabung selama 18 tahun, hasil tabungannya tidak akan mampu menuntaskan kuliah anak [1]. 

Memang terdapat beberapa ikhtiar penyiapan biaya pendidikan masa depan anak yang bisa dilakukan sebuah keluarga, misalnya melalui investasi dan asuransi pendidikan. Namun, terdapat ikhtiar kolektif yang bisa dilakukan oleh kita selaku umat Islam, yakni melalui wakaf. Salah satu contoh sukses optimalisasi wakaf di bidang pendidikan adalah Pondok Modern Darussalam Gontor ("PMDG"). 

PMDG sejak periode awal perkembangannya telah menyatakan dirinya sebagai "pesantren wakaf" yang secara resmi diwakafkan pada tanggal 12 Oktober 1958. Semenjak diwakafkan, PMDG terus berkembang, baik dari sisi jumlah infrastruktur dan jumlah santri maupun aset kelolaan. Saat ini PMDG memiliki 18 buah pondok cabang serta 1 universitas, dengan jumlah santri lebih dari 20 ribu orang.

Pondok Modern Darussalam Gontor (Sumber: gontor.ac.id)
Pondok Modern Darussalam Gontor (Sumber: gontor.ac.id)

Aset wakaf di PMDG dikelola oleh Badan Wakaf Gontor dan dioptimalkan menjadi aset produktif. Setidaknya terdapat lebih dari 29 unit usaha yang menjadi sumber recurring income, seperti toko olah raga, pabrik air kemasan, jasa angkutan, wisma, supermarket, pabrik roti, pabrik es, toko bangunan, toko kelontong, toko buku, mini market, SPBU dan lainnya [2].

Dengan aset produktif tersebut, PMDG mampu memberikan kualitas pendidikan yang tinggi namun dengan biaya pendidikan yang relatif murah. Anda bisa membandingkan biaya SPP sekolah dan kampus di bawah naungan PDMG ini dengan sekolah dan perguruan tinggi sejenis di Indonesia. Jadi wakaf memang terbukti bisa menjadi solusi atas tantangan mahalnya biaya pendidikan bagi umat.

Hal ini semakin menarik mengingat Indonesia memiliki potensi wakaf yang sangat besar. Estimasi nilai potensi wakaf uang di Indonesia mencapai Rp2,36 -- 11,82 Triliun per tahun [3]. Sayangnya, realisasi wakaf di Indonesia masih sangat kecil. Kondisi tersebut disebabkan oleh masih kurangnya pemahaman masyarakat terkait wakaf. Di antaranya adalah pemahaman bahwa wakaf hanya bisa dilakukan oleh orang kaya raya, bahwa yang bisa diwakafkan adalah tanah atau harta tak bergerak lainnya.

Alhamdulillah, sudah terdapat alternatif solusi wakaf yang lebih memudahkan: Quantum Wakaf. Quantum Wakaf merupakan program percepatan wakaf yang memungkinkan seseorang untuk dapat berwakaf sekarang juga dengan jumlah uang  yang "kecil" untuk menghasilkan nilai wakaf yang "besar". 

Dengan demikian, Quantum Wakaf memungkinkan setiap keluarga untuk memiliki amal jariyah wakaf dengan cara mudah, ringan, terencana, optimal dan amanah. Materi tentang Quantum Wakaf bisa diakses lebih lanjut di Quantum Wakaf Media.

Semoga dengan semakin maraknya wakaf, khususnya di bidang pendidikan, akan semakin banyak anak-anak Indonesia yang bisa menikmati pendidikan tinggi berkualitas dengan biaya yang terjangkau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun