Mohon tunggu...
Fitriana Nugraheni
Fitriana Nugraheni Mohon Tunggu... Administrasi - Reader

Seeker

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Rohingnya, Lagi...

22 September 2017   12:37 Diperbarui: 22 September 2017   12:54 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ketika muslim mengatakan bahwa kita adalah satu tubuh, jika satu anggota badan sakit maka semua badan akan sakit. Perumpamaan itu harusnya juga berlaku pada dunia ini, masalah kemanusian, perang, penindasan yang terjadi di negara lain, harusnya membuat kita peka, minimal menelusuri dan tidak menyebar fitnah bahwa berita tersebut hoax.

Banyak orang yang bilang, urusan negara sendiri masih banyak, masih banyak yang kelaparan, kemiskinan, pemberontakan, trus ngapain kita ngurusin masalah yang jelas-jelas bukan masalah negeri ini. Tanya pada hati nurani sendiri, jika memang indonesia masih mempunyai masalah sebesar gunung dan seluas samudra, apa kita juga bersumbangsih juga terhadap orang yang mengalami hal tersebut di negeri ini, (mungkin prasangka saya terlalu buruk kepada mereka yang nyinyir terhadap masalah saudara di negara lain dan bersembunyi terhadap masalah di negara ini).

Masalah rohingnya yang lagi happening banget sampe mayor bandung dan beberapa artis hits negeri membuka tangan mereka dan menfasilitasi netizen yang lain untuk ikut peduli. Memang orang punya pemahaman masing masing mengenai masalah di rohingnya, mulai dari masalah agama, masalah kemanusiannya atau yang lebih menyakitkan ada beberapa golongan yang bilang kalau masalah rohingnya merupa manipulasi. 

Memang ada pembenaran bahwasannya, video dan foto yang selama ini beredar bukanlah kejadian dari rohingnya, namun dengan banyaknya orang yang bersimpati dan berkorban untuk membantu secara langsung ke  rohingnya, menjadi saksi atas segala kerusakan kemanusian tentara myanmar. Masalah di negeri ini tidak akan tidak pernah selesai ketika kita juga bersimpati dan mengulurkan tangan kita untuk saudara kita beda negara.

Kita ini masih manusia bukan, bahkan dengan hewanpun kita masih peduli, apalagi dengan sesama manusia. Kita ini lahir di indonesia, tapi tanah dan langit kita sama, BUMI.

Jakarta, September 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun