Biaya kuliah magister yang lumayan tinggi, keinginan untuk kuliah ke luar negeri, membuat kebanyakan anak muda indonesia mengejar yang namanya BEASISWA, termasuk saya. Berbondong-bondong pemuda lulusan fresh graduate, maupun muda-mudi yang keluar dari pekerjaannya untuk mempersiapkan melanjutkan study nya dengan memilih course bahasa inggris di kampung inggris pare. Di kampung inggris pare banyak sekali menyediakan tempat les sesuai dengan kebutuhan kita meliputi speaking, writing, listening, reading, grammar, serta course TOEFL dan IELTS.
Persyaratan beasiswa mengharuskan pelamarnya memiliki TOEFL dan IELTS, . Banyak beasiswa yang di tawarkan mulai dari beasiswa dalam negeri maupun luar negeri. Untuk beasiswa dalam negeri ada LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) di bawah kementrian keuangan dan beasiswa BPP DN calon dosen . LPDP memberikan beasiswa kepada pemuda Indonesia yang ingin melanjutkan sekolah ke dalam ataupun luar negeri. LPDP mematok penguasaan bahasa inggris untuk dalam negeri sebesar 500-<550, sedangkan untuk luar negeri >550, diperbolehkan juga menggunakan IELTS, dan syarat penguasan bahasa inggris akan gugur jika calon penerima beasiswa mempunya LOA (Letter of Acceptance) unconditional sedangkan untuk beasiswa ada DAAD (jerman), Fullbright, Stuned, Chevening, Monbusho (Jepang), INPEX (Jepang) dan masih banyak lainnya.
Kami (aku dan teman-temanku, mungkin termasuk kalian) sepakat bahwa harus banyak hal yang dikorbankan untuk mendapatkan beasiswa. Korban perasaan, waktu dan masa sekarang. Korban perasaan, kita meninggalkan keluarga, teman dan orang special kita untuk melakukan proses belajar. Mengorbankan waktu bersenang-senang kita, memadatkan waktu untuk belajar dan fokus terhadap tujuan kita. Dan mengorbankan masa sekarang kita untuk mendapatkan masa depan yang lebih baik untuk diri kita dan bangsa ini.
Banyak sekali orang yang pantang menyerah mendapatkan beasiswa, GAGAL berkali kali, tapi mereka terus semangat untuk memberikan yang terbaik untuk bangsa Indonesia ini. Indonesia butuh banyak anak bangsa yang bisa menyelesaikan berbagai problem di Indonesia. jadi, jika kita baru gagal sekali, dua kali, jangan pantang menyerah, karena di balik kesulitan pasti ada kemudahan dan hasil tidak akan membohongi proses.
Pare, 241015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H