Mohon tunggu...
Fitriana
Fitriana Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Jalani apa yang sedang terjadi Nikmati apa yang sudah diberi Syukuri apa yang sudah dimiliki

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mulai dari Diri Modul 2.2

30 Juni 2024   17:22 Diperbarui: 30 Juni 2024   17:33 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Refleksi Kompetensi Sosial dan Emosional

1. Selama menjadi pendidik, anda tentu pernah mengalami sebuah peristiwa yang dirasakan sebagai sebuah kesulitan, kekecewaan, kemunduran, atau kemalangan, yang akhirnya membantu anda bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.

Apa kejadiannya, kapan, di mana, siapa yang terlibat, apa yang membuat Anda memilih merefleksikan peristiwa tersebut, dan bagaimana kejadiannya?

Jawaban :

Ketika saya memulai karier sebagai pendidik, semangat saya membara. Saya memiliki visi untuk membuat perubahan positif dalam kehidupan siswa dan memberikan dampak yang berarti dalam dunia pendidikan. Saya memulai dengan penuh antusiasme, yakin bahwa dengan kerja keras dan dedikasi, saya bisa menginspirasi dan memotivasi siswa saya. Menghadapi Kesulitan Pertama: Kurangnya Sumber Daya Tidak lama setelah saya mulai mengajar, saya dihadapkan pada kenyataan keras tentang keterbatasan sumber daya di sekolah tempat saya bekerja. Kelas yang besar dengan jumlah siswa yang melebihi kapasitas, kurangnya bahan ajar yang memadai, dan fasilitas yang tidak memadai menjadi tantangan sehari-hari.Kekecewaan dan frustasi melihat kondisi belajar yang tidak ideal. Merasa terbebani dengan tanggung jawab untuk tetap memberikan pendidikan berkualitas. 

Saya belajar untuk beradaptasi dengan situasi ini. Saya mulai mencari cara-cara kreatif untuk memanfaatkan sumber daya yang ada dan bekerja sama dengan kolega untuk berbagi materi dan ide. Kesulitan ini mengajarkan saya tentang pentingnya kreativitas, kolaborasi, dan ketekunan.

Ketidakpuasan Siswa pada tahun kedua mengajar. Kehilangan motivasi dan semangat mengajar. Saya mengambil waktu untuk merenung dan mengevaluasi metode pengajaran saya. Saya memutuskan untuk lebih terbuka terhadap umpan balik dan mulai mengadakan diskusi rutin dengan siswa. Saya juga mengikuti pelatihan dan workshop untuk memperbaiki keterampilan mengajar saya. Pengalaman ini mengajarkan saya pentingnya mendengarkan, fleksibilitas, dan perbaikan diri yang berkelanjutan.

Menjadi pendidik bukanlah perjalanan yang mudah. Tantangan dan kesulitan adalah bagian tak terpisahkan dari profesi ini. Namun, melalui setiap peristiwa yang penuh dengan kesulitan, kekecewaan, kemunduran, dan kemalangan, saya telah belajar untuk menjadi pendidik yang lebih baik dan pribadi yang lebih kuat. Pengalaman-pengalaman ini tidak hanya memperkaya perjalanan karier saya tetapi juga menginspirasi saya untuk terus berjuang memberikan pendidikan yang berkualitas dan bermakna bagi setiap siswa.


2. Bagaimana anda menghadapi krisis tersebut (coping) bagaimana anda dapat bangkit kembali (recovery) dan bertumbuh (growth) dari krisis tersebut ?

Jawaban :

Menghadapi krisis tersebut, saya memilih untuk tetap bersikap positif dan profesional. Meski seringkali tidak mendapat respon, saya tetap menjalankan tugas dengan sebaik mungkin, menganggap ini sebagai tantangan yang harus dihadapi dengan kepala dingin. Saya berusaha menjaga kualitas pekerjaan dan memastikan bahwa pelayanan terhadap siswa tetap optimal. 

Untuk bisa bangkit kembali dari krisis ini, saya melakukan koordinasi yang intensif dengan kepala sekolah, tim kurikulum, dan seluruh wali kelas. Komunikasi yang baik dan terbuka membantu mengatasi berbagai kesalahpahaman dan mencari solusi bersama. Alhamdulillah, berkat usaha bersama dan pendekatan yang konsisten, akhirnya terlihat perubahan positif. Saya belajar banyak dari pengalaman ini, terutama tentang pentingnya kesabaran, komunikasi efektif, dan kerja sama tim dalam menghadapi masalah. 

3. Gambarkan diri anda setelah melewati krisis tersebut.

  • Apa hal terpenting yang telah Anda pelajari dari krisis tersebut?

  • Bagaimana dampak pengelolaan krisis tersebut terhadap diri Anda dalam menjalankan peran sebagai pendidik?

Jawaban :

Dari krisis ini, saya tidak hanya berhasil pulih tetapi juga tumbuh sebagai individu yang lebih kuat dan bijaksana dalam menghadapi konflik di lingkungan kerja. 

Pengalaman ini memperkaya pemahaman saya tentang dinamika interpersonal dan pentingnya menjaga profesionalisme di setiap situasi.

4. Sebagai pendidik, anda tentu pernah bertemu murid yang memiliki pemahaman diri, ketangguhan, atau kemampuan membangun hubungan positif dengan orang lain. Setujukh anda bahwa faktor-faktor tersebut membantu ia menjalani proses pembelajaran dengan optimal di sekolah ? jelaskan jawaban anda dengan bukti atau contoh yang mendukung.

Jawaban :

Saya sangat setuju bahwa faktor pemahaman diri, ketangguhan, dan kemampuan membangun hubungan yang positif dengan orang lain dapat membantu murid menjalani proses pembelajaran dengan lebih optimal di sekolah. Murid yang memiliki pemahaman diri yang baik mampu mengenali kelebihan dan kekurangannya. Hal ini memungkinkan mereka untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki dan bekerja keras untuk mengatasi kelemahan.

Contohnya, seorang murid yang menyadari bahwa dia lemah dalam matematika akan berinisiatif untuk meminta bantuan teman atau guru, mencari sumber belajar tambahan, atau mengikuti les privat. Dengan demikian, dia dapat meningkatkan kemampuan matematikanya dan tidak tertinggal dalam pelajaran. 

Selain itu, ketangguhan juga merupakan faktor penting dalam proses pembelajaran. Murid yang tangguh tidak mudah menyerah ketika menghadapi kesulitan, baik dalam belajar maupun dalam menghadapi lingkungan yang kurang mendukung. 

Misalnya, seorang murid yang mengalami kesulitan memahami konsep sains tidak akan langsung putus asa, tetapi akan mencoba berbagai metode belajar, seperti berdiskusi dengan teman, mencari referensi tambahan, atau melakukan eksperimen sederhana. Ketangguhan ini membantu mereka tetap termotivasi dan terus berusaha hingga akhirnya berhasil memahami materi tersebut.

5. Dari kedua refleksi di atas, apa yang dapat bapak/ibu simpulkan tentang hubungan antara kompetensi sosila dengan emosional dengan keberhasilan dalam pengelolaan krisis anda dan pembelajaran murid anda ?

Jawaban :

Kemampuan membangun hubungan yang positif dengan orang lain/ kompetensi sosial juga sangat bermanfaat bagi murid. Dengan memiliki hubungan baik dengan teman-teman dan guru, murid akan merasa lebih nyaman dan didukung dalam proses pembelajaran. Misalnya, murid yang memiliki banyak teman dapat membentuk kelompok belajar yang saling membantu dan memotivasi satu sama lain. 

Hubungan yang positif dengan guru juga memudahkan murid untuk meminta bantuan dan mendapatkan bimbingan yang dibutuhkan. Contoh lainnya adalah partisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler atau perlombaan yang dapat mengasah bakat dan kemampuan murid. Melalui kegiatan ini, murid tidak hanya belajar untuk bekerja sama dalam tim, tetapi juga mengembangkan keterampilan sosial dan emosional yang penting untuk keberhasilan akademis dan personal. Secara keseluruhan, pemahaman diri, ketangguhan, dan kemampuan membangun hubungan yang positif adalah faktor-faktor kunci yang membantu murid menjalani proses pembelajaran dengan lebih efektif dan optimal.

6. Setelah menjawab pertanyaan sebelumnya, apa yang anda harapkan untuk pembelajaran selanjutnya ?

Silahkan kemukakan  Harapan bagi diri sendiri ?

Jawaban :

Harapan bagi diri saya sendiri adalah saya dapat mengontrol emosi, baik emosi positif maupun emosi negatif supaya saya dapat mengendalikan diri untuk tidak melakukan hal-hal yang dapat merugikan orang lain dan diri saya sendiri.Sehingga saya bisa diterima di lingkungan kerja, saya dapat membuat komunitas praktisi dan dapat bersama-sama membangun sekolah yang aman dan nyaman untuk semua pihak.

7. Selanjutnya menjawab pertanyaan-pertanyaan sebelumnya, apa yang anda harapkan untuk pembelajaran selanjutnya ?

Silahkan kemukakan  Harapan bagi murid-murid Anda ?

Jawaban :

Melalui pembelajaran sosial emosional diharapkan dapat mewujudkan profil pelajar pancasila, terwujudnya insan-insan masa depan yang cerdas, berkarakter, dan mampu berdiri tegap menghadapi berbagai tantangan zaman, yang pada akhirnya berujung dengan melahirkan berbagai kebijaksanaan yang positif dan menguntungkan semua pihak.

Saya ingin murid saya berproses dalam menjalankan perannya sebagai pelajar yang unggul, kompetitif dan kompeten dalam menghadapi dunia kerja dan keanekaragaman sifat-sifat orang-orang yang akan ditemuinya kelak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun