Mohon tunggu...
Fitriana Dwi R
Fitriana Dwi R Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Administrasi Publik Universitas Negeri Yogyakarta

Waktu adalah sumber daya terbaik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Eksistensi Produk Luar yang Menggeser Popularitas Produk Lokal

27 Maret 2023   11:30 Diperbarui: 27 Maret 2023   11:27 703
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Globalisasi mampu merombak berbagai aspek kehidupan secara menyeluruh di dunia. Salah satu dampak globalisasi yang banyak dirasakan adalah  kemudahan dalam bidang transportasi. Sistem transportasi yang semakin berkembang pesat memudahkan berbagai aktivitas manusia dalam melakukan mobilitas. Hal inilah yang pada akhirnya juga turut memengaruhi sistem ekspor dan impor suatu negara, termasuk di Indonesia itu sendiri. Kemudahan dari sistem ekspor dan impor ini seringkali tak hanya membawa dampak baik bagi pertumbuhan perekonomian di Indonesia, namun juga masih berpeluang untuk menyisakan dampak-dampak buruk yang bisa menurunkan eksistensi penggunaan produk lokal di Indonesia. Arus globalisasi yang semakin berkembang pesat dan tidak dapat dihindari, menyebabkan masuknya produk luar negeri dalam skala besar-besaran sehingga menguasai pasar di Indonesia. Akhirnya banyak masyarakat Indonesia yang lebih tertarik menggunakan produk luar negeri daripada produk dalam negeri yang telah banyak diproduksi para UMKM.

Dewasa ini, masyarakat lebih senang mengadopsi budaya-budaya barat daripada melestarikan budaya tanah air nya sendiri. Menggunakan produk luar negeri dianggap sebagai trend dan memenuhi rasa gengsi masyarakat ketika memakainya. Sehingga rasa nasionalisme yang ada pada diri masyarakat masih perlu dipertanyakan lagi. Mengingat bahwa di era globalisasi ini, banyaknya hal-hal dari luar yang mudah masuk ke Indonesia dengan menawarkan segala budaya-budaya barat, maka sudah seharusnya ada sikap selektif terhadap segala unsur-unsur yang masuk. Apalagi perkembangan teknologi dari luar yang semakin memenuhi pasar lokal dapat merubah tatanan kehidupan di masyarakat. Maka dari itu jika tidak dibarengi dengan sikap selektif, maka budaya di Indoneisa bisa terancam pudar dan tersisih oleh budaya-budaya barat. Selain itu, perlunya rasa peduli terhadap sesama baik itu dari segi kepedulian sosial ataupun kepedulian terhadap suatu karya untuk memperluas pengetahuan terutama tentang budaya bangsa. Hal tersebut perlu  dilakukan untuk menjaga rasa cinta terhadap tanah air dan adanya rasa bangga kepada keberagaman bangsanya.

Pada tahun 2019 adalah tahun pertama awal merebaknya budaya belanja online di Indonesia, dan lagi-lagi produk luar lah yang mendapatkan peminat terbanyak. Hal ini merujuk pada mediaindonesia.com yang mengatakan bahwa "Produk Asing Banjiri E-Commerce Indonesia Hingga 90 Persen". Masyarakat lebih sering membeli produk impor karena menilai bahwa kualitas produk impor diproduksi dengan kualitas baik dan tidak tanggung-tanggung untuk dipasarkan. Misalnya dalam hal produk pangan (Soegiono, 2012) masyarakat memiliki kecenderungan memilih produk impor.  Ditambah lagi, jika dilihat dari segi merk, produk luar memiliki brand-brand yang lebih terkenal dibandingkan dengan produk lokal. Selain itu juga, produk impor seperti barang kemasan ataupun pakaian mempunyai daya tarik visual yang lebih menarik. Sehingga dengan tampilan kemasan yang menarik akan mendapatkan banyak perhatian dan pembeli. Namun eksistensi produk lokal sendiri tentu memiliki kualitas yang tidak kalah saing dengan produk luar. Produk lokal di Indonesia sendiri telah banyak dipasarkan dan tentunya memiliki peminat tersendiri, meskipun banyak juga masyarakat yang tertarik untuk menggunakan produk dari luar. Harga produk lokal yang dipasarkan tentu lebih terjangkau dan produk seperti makanan kemasan dalam segi rasa tentu akan lebih cocok dilidah masyarakat Indonesia.

Gambar 1.1 "Bangga Buatan Indonesia"

Kebiasaan masyarakat Indonesia yang seperti ini harus diubah dengan penanaman dan pengimplementasian sikap nasionalisme, Sikap nasionalisme yang dimiliki oleh seseorang akan mendorong mereka untuk lebih memilih menggunakan produk dalam negeri dibandingkan dengan produk luar negeri. Hal ini disebabkan karena adanya rasa bangga dalam diri  masyarakat Indonesia terhadap produk lokal. Dengan rasa bangga ini tentunya akan menambah keuntungan tersendiri bagi perekonomian local dan para pengusaha UMKM, karena masih ada pembeli yang tidak hanya sekadar membeli produk, tetapi juga mengerti dan paham akan makna nasionalisme.

Gambar 1.2 "100% Cinta Produk Indonesia"

Mencintai dan menggunakan produk lokal  merupakan salah satu refleksi dari sikap nasionalisme. Dengan menggunakan produk lokal maka itu merupakan bentuk sikap menghargai dan sekaligus mendukung hasil produksi masyarakat dalam bidang perekonomian. Selain itu, dapat menjadi ajang bagi Indonesia untuk mempromosikan produk atau karyanya kepada dunia, bahwa kualitas produk Indonesia juga tak kalah saing dengan produk-produk bangsa lain. Namun  dalam hal ini, tidak dapat disimpulkan secara sepihak bahwa orang-orang yang menggunakan produk luar tidak memiliki sikap nasionalisme, karena sikap cinta terhadap produk lokal adalah salah satu diantara sekian banyaknya bentuk-bentuk sikap nasionalisme. Sehingga masih banyak sikap ataupun aksi nyata yang dapat ditunjukkan bahwa rasa nasionalisme kita masih tinggi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun