Mohon tunggu...
Fitriana
Fitriana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas 17 Agustus1945 Surabaya

Industrial Engineering

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Pengolahan Limbah Kulit Pisang Menjadi Inovasi Sabun Cuci di Desa Bakalan

17 Januari 2025   23:41 Diperbarui: 17 Januari 2025   23:41 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Pelatihan dan Pendampingan Pengolahan Limbah Kulit Pisang Menjadi Sabun Cuci

Desa Bakalan merupakan sebuah desa di Kecamatan Gondang dengan luas wilayah kurang lebih 178.6 ha. Penduduk Desa Bakalan mayoritas bekerja sebagai petani. Selain bidanh pertanian, terdapat beberapa UMKM yang cukup berkembang di Desa Bakalan. Diantaranya adalah UMKM Jamu, UMKM Tahu Bakso dan Samiler, UMKM Budidaya Jamur dan UMKM Keripik Pisang.

Produktivitas pisang di Indonesia sangat melimpah. Pisang sering diolah menjadi berbagai jenis olahan yang banyak digemari masyarakat Indonesia. Produktifitas pisang dan olahan pisang yang meningkat akan memperbanyak jumlah limbah kulit pisang yang dihasilkan. Limbah kulit pisang dari UMKM Keripik Pisang di Desa Bakalan tidak dimanfaatkan dengan cukup baik, limbahnya dijadikan pakan ternak dan sisanya dibuang. Limbah kulit pisang yang dibuang tentunya akan mencemari lingkungan.

Fitriana merupakan salah satu mahasiswa KKN UNTAG Surabaya yang tergabung dalam kelompok R2 Bakalan Sub Kelompok 5 memberikan solusi bersama anggota lainnya atas permasalahan limbah kulit pisang dengan membuat produk inovasi berupa pengolahan limbah kulit pisang menjadi sabun cuci yang ramah lingkungan dan meningkatkan. Dengan adanya inovasi ini, penulis mengharapkan dapat mengurangi limbah kulit pisang di Desa Bakalan sehingga dapat mendukung keberlanjutan lingkungan dan melakukan pemberdayaan masyarakat desa dengan melakukan pengolahan limbah kulit pisang.

Penulis dan kelompoknya melakukan pendampingan dan pelatihan untuk menjawab permasalahan jumlah limbah kulit pisang yang terbuang. Penulis berharap dengan adanya kegiatan ini, masyarakat dapat meningkatkan perekonomian dengan cara memanfaatkan limbah kulit pisang menjadi produk yang memiliki nilai manfaat dan nilai jual. Pelatihan diadakan pada tanggal 14 Januari 2025 yang dihadiri  oleh 24 orang Ibu-Ibu anggota PKK Desa Bakalan.

Salah satu peserta pelatihan atas nama Nurma mengatakan "Saya berterimakasih, sangat senang atas adanya pelatihan ini untuk menambah pengalaman dan wawasan, sehingga nantinya bisa membuat produk sabun untuk dijual atau pakai sendiri"

Dalam pelatihan ini penulis bersama kelompoknya melakukan praktik pembuatan sabun dengan melibatkan beberapa Ibu-Ibu untuk turut serta membuat sabun di depan. Ibu-Ibu PKK juga mendapatkan masing-masing satu botol kemasan ukuran 60 ml yang berisi hasil olahan limbah kulit pisang menjadi sabun cair. 

Penulis mengamati bahwa dengan adanya program ini, banyak anggota PKK yang tertarik untuk membuat sabun cuci berbahan dasar kulit pisang. Penulis berharap dengan adanya pelatihan dan pendampingan ini dapat memberikan inspirasi dan membuka peluang usaha baru untuk memberdayakan masyarakat Desa Bakalan. Dengan adanya ide inovasi ini, Ibu-Ibu PKK dapat berkontribusi dalam mendukung keberlanjutan lingkungan di Desa Bakalan dan meningkatkan perekonomian masyarakat dengan cara memanfaatkan limbah kulit pisang yang melimpah utamanya di UMKM Keripik Pisang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun