Malam yang semakin larut dan kondisi di sekeliling bus kami yang gelap, membujukku untuk tidur gatidur, hehehe. Iya, sesekali aku tertidur tapi sering kali terbangun. Aku kesulitan tidur dengan kondisi yang begitu.
Tanpa kusadari, supir bus kami berganti wujud, eh…, orang maksudnya. Kali ini lebih tua dari sebelumnya tapi “aneh”. Sesekali dia mengobrol dengan aku dan Ibu di sebelahku. Mau tahu anehnya dimana? Hm, jadi gini, 2 jam lagi mendekati tujuan si Bang supir menanyakan nama kampung yang sedang kami lalui. Begitu seterusnya hingga kami benar-benar sampai di Sibuhuan. Harusnya kan supir lebih tahu dari penumpangnya :) dan parahnya tak seorang pun dalam bus itu yang tahu di mana lokasi terminal bus. Ups, atau jangan-jangan banyak yang masih tidur kali ya, hehehe.
Sudah di Sibuhuan (sebelum sampai di terminal bus), dia bertanya padaku.
“De’, dimananya terminal bus ini di Sibuhuan?” tanyanya serius
“Ga tahu pak….! Tapi kabarnya sudah bukan di tempat yang lama lagi.” Jawabku lebih serius lagi :D. Sudah lama diriku ga pulkam, jadi ga begitu tahu soal yang satu ini.
Tiba-tiba di depan kami ada sebuah jalan yang rusak parah dan dalam perbaikan, Kami satu bus jadi heboh…. (Bersambung… :))
*Pulang Kampung (bahasa suku Mandailing)
270911,
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H