Mohon tunggu...
fitri alsa ramadani
fitri alsa ramadani Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya sangat menghargai waktu, saya menyukai keramaian namun tidak menyukai kehebohan, saya suka mencoba hal baru dalam bentuk teori bukan materi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kilas Balik Hari Kesaktian Pancasila

1 Oktober 2024   23:53 Diperbarui: 2 Oktober 2024   01:38 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak sekali hari yang dijadikan sebagai hari Nasional yang selalu diperingati oleh rakyat Indonesia, salah satunya adalah “Hari Kesaktian Pancasila”. Seperti namanya, pada hari tersebut Pancasila memiliki sebuah kesaktian yang tidak dapat digantikan oleh paham apapun. 

Hari kesaktian pancasila diperingati setiap tanggal 1 Oktober disetiap tahunnya. Dibalik hari kesaktian pancasila ini, ada sebuah tragedi pertumpahan darah yang dikenal dengan sebutan tragedi G30SPKI (Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia). Dalam tragedi tersebut memakan korban jiwa sebanyak 6 jendral TNI-AD dan 1 perwira pertama TNI-AD. 

6 jendral  dan 1 perwira tersebut ialah Letnan Jendral Anumerta Ahmad Yani, Mayor Jendral Raden Soeprapto, Mayor Jendral Mas Tirtodarmo Haryono, Mayor Jendral Siswondo Parman, Brigadir Jendral Donald Isaac Panjaitan, Brigadir Jendral Sutoyo Siswomiharjo dan Lettu Pierre Andreas Tendean. 

Penculikan serta pembantaian para jendral dan perwira tersebut dilakukan oleh oknum PKI, dengan alasan dalam penilaian mereka Angkatan Darat harus dilumpuhkan terlebih dahulu. Karena mereka mengganggap Angkatan Darat sebagai lawan utama mereka.

Karena adanya peristiwa tersebut Hari Kesaktian Pancasila juga disebut sebagai hari berkabung nasional. G30SPKI merupakan salah satu sejarah kelam yang terjadi di Indonesia, karena adanya penculikan serta pembuhan para jendral dan perwira Indonesia yang dimasukkan kedalam sumur lobang buaya di Jakarta Timur. 

Partai Komunis Indonesia (PKI) menuduh para jendral dan perwira akan bertindak kejam kepada presiden Soekarno melalui dewan jendral. Hal ini disebabkan oleh isu adanya Dewan Jendral di tubuh Angkatan Darat. Mereka disebut akan melakukan kudeta terhadap presiden Soekarno saat peringatan HUT ABRI pada 5 Oktober 1965.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun