Mohon tunggu...
Fitria Kusumawardhani
Fitria Kusumawardhani Mohon Tunggu... -

Daddy, Mom and old brother. I'm not marry and still study. Master Degree. Motto : Open Mind, Modern Women

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Lihat Yuk, Bagaimana Pandangan Caci-maki lewat Media Sosial

8 September 2014   01:08 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:21 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Caci maki, Caci dan Maki, Caci atau memaki ? Ini 2 kata, yang sangat sering disebut dengan 1 kata saja. Caci-memaki orang, setingkat lebih atas, dari memarahi orang. Kasar! Jelas. Menyakiti orang lain. Juga jelas. Tapi pasti tak ada asap kalau tak ada api. Apa yang membuat orang memaki orang lain? Hati-hati berkata kepada seseorang, dan mengumpat karena kamu bisa dipenjara karena mulut mu sendiri. Selalu diingat. Mulutmu harimau mu. Bisa menjadi malapetaka buatmu sendiri.
Tapi, terkadang, saat sering kita memaki orang lain sebagai luapan rasa marah tidak pada tempatnya. FB, Twitter, Path, Status di Yahoo Messager. Rasanya tidak pantas jika memaki seseorang lewat media sosial, soalnya apa? Akan sangat banyak orang yang membaca dan melihat isi kalimat mu itu, dan jika sampai kepada orang atau pihak yang kamu maki tersebut lalu tersinggung, kamu akan diperkarakan kepada ranah hukum.

Karna apa? jelas perlakuan kamu itu mencemarkan nama baik seseorang, ditambah UU ITE yang jelas-jelas melarang semua orang untuk memaki orang atau pihak lain di media sosial.

Mungkin menyampaikan kekesalan ke seseorang itu agar, seseorang itu sadar akan kesalahannya. Tapi, ingat ! Akan ada waktu dan akan Allah cari aibnya, lalu Dia bongkar.Mengerikan bukan.

Sebaiknya jika perasaan tidak senang, kita sampaikan ke tempat yang benar, yang penampung keluh kesah untuk sama-sama mendapatkan perubahan kepada perubahan yang jauh lebih baik.

Manusia-Hukum-Manusia.
Manusia menciptakan hukum yang dipergunakan untuk manusia untuk membahagiakan manusia itu sendiri. Sadarilah hidup kita, mempunyai rambu-rambu.

Anak muda identik dengan suka marah yang menggelora, tetapi anak muda akan bisa diarahkan jika ada yang mengarahkan dengan baik, dan anak-anak muda yang sangat suka kritis adalah anak muda yang cerdas, karena mereka meluapkan secara langsung, apa yang tidak mereka senangi, walaupun caranya yang salah. Inilah yang harus dibimbing oleh orang dewasa.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun