Mohon tunggu...
Fitria Kartika Sari
Fitria Kartika Sari Mohon Tunggu... Lainnya - Pengajar

Seseorang yang masih perlu banyak belajar dari lingkungan sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Berdamai dengan Diri dalam Keberagaman

15 Desember 2022   22:27 Diperbarui: 15 Desember 2022   22:38 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Manusia hidup dalam lingkup sosial yang berarti tidak hidup sendiri melainkan bersama dengan orang lain. Setiap orang dalam lingkup sosial tersebut tentu memiliki persamaan juga perbedaan dengan orang lain.

Tidak ada orang yang persis sama dengan orang lain. Meskipun orang tersebut kembar identik dengan wajah yang sulit dibedakan tetap saja memiliki perbedaan. Perbedaan tersebut mungkin saja ada pada selera atau sifatnya.

Percaya Diri

Tak bisa dipungkiri, masih banyak orang yang merasa kurang percaya diri dan cenderung ingin seperti orang lain. Menurut Ramadhani dan Putrianti (2014), kepercayaan diri berarti keyakinan dan sikap seseorang terhadap kemampuan dirinya dengan menerima apa adanya baik positif maupun negatif dengan tujuan kebahagiaan dirinya. Berdasarkan definisi tersebut, dapat dikatakan seseorang yang merasa kurang percaya diri berarti dia belum mampu menerima dirinya apa adanya. Mereka cenderung memandang diri sendiri rendah dan ingin terlihat seperti orang lain yang dipandang lebih.

Untuk dapat bertahan dalam keberagaman lingkup sosial, seseorang harus bisa mempertahankan identitasnya ataupun ciri khasnya. Kepercayaan diri harus ada, jangan mudah terpengaruh dengan identitas orang lain lalu ingin menirunya. Masing-masing individu diciptakan unik dengan versi terbaik baginya. Standar setiap orang berbeda, yang betul adalah menciptakan standar untuk diri sendiri, bukan berpatokan pada orang lain. Sebagai contoh, A dan B adalah teman satu sekolah. A selalu memandang B adalah orang yang cantik sehingga A ingin seperti B. A lalu memanjangkan rambutnya dan meluruskannya seperti B agar terlihat cantik padahal belum tentu hal tersebut cocok dengannya. Selain itu, A juga kehilangan identitasnya karena kurang bisa menerima diri.

Kita sudah seharusnya memberikan apresiasi pada diri kita sendiri. Jangan terlalu menuntut agar sama dengan orang lain yang pada akhirnya menyalahkan diri sendiri karena berbeda dengan orang lain. Menerima diri sendiri, berdamai dengan diri adalah cara untuk mempertahankan keberagaman karena dunia tanpa keberagamaan akan kurang berwarna.

Referensi

Ramadhani, Tika Nurul dan Flora Grace Putrianti. 2014. Hubungan Antara Kepercayaan Diri dengan Citra Diri pada Remaja Akhir diunduh dari https://media.neliti.com/media/publications/256852-hubungan-antara-kepercayaan-diri-dengan-d719764a.pdf   diakses pada Kamis, 15 Desember pukul 00:51 WIB.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun