Pacaran didunia remaja udah ngetren dan membludak. Kalo nggak pacaran katanya sih ketinggalan zaman, kuno. Itu semua keliru besar, yang nggak zaman tuh yang pacaran, karna apa? Karna mereka nggak bisa nikmatin zaman dengan tenang dan seindah-indahnya. Kalo sudah seperti itu, berarti penggemar dosa lebih banyak dari pada penggemar pahala, yang rindu laknat-NYA lebih banyak dari pada yang rindu rahmat-NYA.
Pernah tersadar nggak sih. Ketika seorang pacar yang sifatnya posesif, ia akan mengatur jalan hidup kita, karna ia berfikir ‘dia milikku’. Mulai kapan tuh orang jadi tukang parkir. Mulai kapan tuh orang nglahirin kita? Berani-beraninya ngatur jalan hidup kita. Kalo ingin bersikap memiliki dan bisa mengaturnya, nikahi dulu tuh anak orang. Tinggal nikah aja kok repot. Tinggal datengin pak penghulu, 2 saksi, wali, dan jangan lupa kedua mempelai. Jangan malah dibawa kejurang kemaksiatan. Katanya cinta. Ingat!! Yang nggak berani ngambil keputusan tuh berarti nggak cinta. Ok !
Kalo sudah nikah kan enak tuh....mau mejamin mata ada bidadari/pangeran yang nemenin, tidur ada yang bangunin, makan ada yang ngedanpingin, mau sholat ada yang setia jadi ma’mum atau ada yang setia jadi imamnya.
Mulai sekarang nggak usah ribet-ribet ngelakuin sesuatu biar orang suka/cinta sama kita. Tapi lakukanlah sesuatu yang membuat Allah cinta kita. Kalo Allah sudah cinta, Ia akan bilang sama malaikat. Malaikat menyerukan pada penduduk langit. Lantas penduduk langit akan menyerukan pada penduduk bumi (manusia) agar mencintai kita. Nah, kalo sudah gitu, insya Allah semua manusia yang bersama atau melihat kita akan seneng.......seneng banget kan, udah dicintai Allah, malaikat, penduduk langit, dan para manusia lagi.
Jadi nyantai aja kawan, Allah sudah berfirman dalam surat An – Nur ayat 26. Jadi kalo kalian wanita yang baik pasti dapat pasangan yang baik pula kok.
Mari kawan, kita menegakkan firman Allah yang berbunyi ‘ fastabiqul khoirot ‘ (berlombba-lomba dalam kebaikan). Jangan malah sebaliknya, berbuat sesuatu yang mengundang murka Allah, dosa.
Kawan.. bukan berarti penulisnya nih suci dari dosa. Saya juga banyak dosa. Tapi saya selalu berusaha menjadi orang yang tak lepas dari cinta Allah. Mari kita saling berusaha menasehati.
