Ibu Umi merupakan wanita paruh baya berusia 58 tahun yang tinggal di tepian sungai kapuas, tepatnya di Kelurahan Bangka Belitung Laut, Kecamatan Pontianak Tenggara, Kota Pontianak. Untuk menghidupi keluarganya dikarenakan suaminya mengidap stroke beberapa tahun belakangan ini yang membuat suaminya tidak dapat lagi berjalan dan berbicara dengan jelas, Â Ibu Umi lah yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarganya sehari-hari. Beliau bekerja sebagai buruh cuci dan berberes rumah dirumah keluarganya. Pendapatan yang didapat hanya sekitar 1juta rupiah perbulannya.
Ibu Umi memiliki 3 orang anak yang dimana 2 diantaranya sudah lulus sekolah dan bekerja sehingga sedikit banyak dapat membantu perekonomian dirumah dan memenuhi kebutuhannya sendiri, hanya tersisa anak bungsunya yang masih bersekolah dan masih ditanggung oleh Ibu Umi sendiri.
Ibu Umi dan keluarganya tinggal disebuah rumah yang terbuat dari kayu dan beratapkan seng dengan luas 5x10 meter yang terdiri dari 1 kamar, dapur, ruang tamu, dan WC yang tidak menggunakan septic tank karena pembuangan diarahkan langsung ke sungai. Begitupun dengan kegiatan mandi dan cuci juga memanfaatkan air sungai. Untuk kebutuhan air minum sehari-hari Ibu Umi dan keluarga menggunakan air galon.
Beliau sempat bercerita bahwa teras rumahnya pernah roboh karena saat itu terasnya terbuat dari semen yang mungkin saja sudah tidak mampu lagi menahan beban dan saat kejadian suaminya yang sedang duduk diteras untung saja tidak ikut ambruk kebawah karena beliau duduk di bangku kayu yang melekat dengan dinding rumah. Kejadian itu dilihat oleh para pemuda yang kebetulan sedang bermain meriam di tepi sungai dan kemudian sang suami pun diselamatkan oleh para pemuda tersebut.Â
Selama terasnya ambruk akses rumahnya dari jalan hanya menggunakan sekeping papan yang menjadi jembatan antara jalan dan pintu rumah karena dibawahnya sungai. Kejadian itu sempat disorot oleh babinsa namun tidak ada bantuan berarti yang diberikan. Akhirnya dengan gotong royong para pemuda disana memberikan bantuan berupa beberapa papan dan sekaligus membantu memasang papan tersebut untuk dijadikan lantai teras rumah Ibu Umi ini.
Keluarga ibu Umi juga tidak memiliki aset pertanian ataupun lahan dikarenakan keadaan dan lingkungan tempat tinggal yang langsung menghadap sungai. Penerangan rumah Ibu Umi menggunakan listrik yang berkekuatan 900 watt. Alat elektronik yang ada dirumah Ibu Umi diantaranya televisi 21 inch namun sudah rusak dan tidak diperbaiki lagi, kulkas yang didapat dari pemberian keluarga sang suami, dan mesin cuci yang didapat dari undian doorprize jalan santai yang diikuti Ibu Umi sewaktu suaminya masih sehat. Untuk memasak sehari-hari Ibu Umi menggunakan kompor gas dan mereka makan 3x sehari dengan lauk seadanya. Namun jika terdesak Ibu Umi rela hanya sekali makan dalam sehari demi suami dan anak-anaknya.
Dengan kondisi tersebut Ibu Umi sangat mengharapkan bantuan sosial, dan akhirnya 3 bulan terakhir ini keluarga Ibu Umi mendapat bantuan sosial berupa beras 10kg. Total sudah ada 30kg beras yang Ibu Umi dapat dari bantuan sosial yang diberikan oleh pemerintah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI