Mohon tunggu...
Fitriah Purnomo
Fitriah Purnomo Mohon Tunggu... -

simple

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Konflik Kucing

2 Mei 2013   11:52 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:15 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ini kejadian sebulan yang lalu. Temanku Si A jengkel sekali karena di sebelah rumahnya tercium aroma tak sedap dari kotoran kucing. Padahal di rumahnya tidak ada kucing. Kotoran kucing itu sangat mengganggu karena kotorannya ada digarasi sebelah rumah yang kebetulan jarang dikunjungi oleh yang punya rumah, sehingga kalo kami main kerumah si A , aroma tak sedap tercium sampai ke ruang tamu. Pernah temanku itu si A menghitung ada berapa kotorannya itu (lebih kurang 20 tumpuk), angka yang fantastis.

Sebenarnya ini sudah berlangsung lama. Tetapi temanku masih ada rasa tidak tega untuk menulis status di bbm katanya. Padahal dia sudah dongkol setengah mati. Eh..kebetulan ada kejadian yang sebenarnya sih gak penting banget deh disimak ...hehe..Begini ceritanya waktu itu temanku si A, aku dan beberapa teman pergi bersama untuk makan siang. Kebetulan si B  (temanku yang punya kucing) tidak ikut. Eh dia nulis status "pergi di depan mata". Memang kami pergi tidak mengajak si B  itu.

Setelah kejadian itu si B (yang punya kucing) tidak keluar rumah. Karena di duga si B sedang marah kepada kami, sehingga ia mengurung diri dalam rumah. Akhirnya temanku si A berpikir wah ini kesempatan yang tepat untuk membuat status di bbm. Secara ada beberapa tetangga kami yang memiliki kucing. Tetapi dari pantauan temanku si A, kotoran ini seperti kotoran kucing milik si B, karena jenis kucing yang dimiliki si B itu kucing Persia. Sedangkan tetangga kami yang lain hanya kucing lokal saja.

Akhirnya genderang pun di bunyikan. Temanku si A menulis status tentang protesnya terhadap kucing yang maaf "ee" sembarangan. Waduh jadi rame deh di bbm katanya.  Temanku  yang lain yang punya hewan peliharaan juga bertanya-tanya siapa ya kucing yang dimaksud. Aku hanya menjadi pendengar setia dan tidak berpihak kepada siapapun. Karena aku ingin agar mereka rukun kembali. Akhirnya temanku Vivi mempunyai teman seorang penyayang kucing. Kepedulian terhadap kucing luar biasa. Dia menawarkan kepada si B agar kucingnya disteril (karena si B kucingnya juga banyak). Eh ..si B malah curiga siapa yang memberi info kalo kucing yang sembarangan "ee" itu adalah kucingnya. Karena si B menduga ada beberapa kucing yang menjadi tersangka, Jadi panjang lagi deh ceritanya...

Akhirnya kucing Persia milik si B itu diasingkan ke tempat ibunya di Heart city. Setelah diasingkan ternyata kata temanku si A, sudah  tidak ada lagi kotoran kucing di garasi rumah sebelah. Terbukti bahwa selama ini yang "ee" sembarangan itu kucing milik si B.

Alhamdulillah kini mereka sudah rukun kembali. Memang mempunyai hewan peliharaan itu harus mau sedikit perduli terhadap kotorannya juga, jangan hanya memelihara saja tetapi masalah pembuangan kotoran juga dipikirkan, sehingga tidak menimbulkan konflik yang berkepanjangan. Apalagi hubungan bertetangga jadi tidak harmonis. Semoga ada hikmah di balik cerita ini..

Salam Perdamaian

Depok, 2 Mei 2013

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun