Mohon tunggu...
Fitria Febriyanti
Fitria Febriyanti Mohon Tunggu... Lainnya - Karawang

Hi! Ife's here :)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengembangkan Mobile Learning, Upaya Meminimalisir Pengeluaran Biaya Siswa Selama Belajar di Rumah

9 Mei 2020   23:52 Diperbarui: 9 Mei 2020   23:51 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bermula di Wuhan, virus COVID-19  merebak ke berbagai negara di seluruh dunia. Banyak bidang yang terpaksa lumpuh, termasuk sektor pendidikan yang sangat dipengaruhi oleh pandemik ini. Untuk mengutamakan kesehatan dan meredam penyebaran penyakit corona, WFH (Work From Home) terus diperpanjang. Menurut UNESCO (The United Nations Scientific and Cultural Organization), hal ini berdampak pada lebih dari 1,5 miliar anak-anak dan remaja.

Indonesia termasuk negara yang memberlakukan belajar di rumah sambil menunggu kepastian kapan sekolah akan dibuka kembali. Untungnya, saat ini ada banyak alat komunikasi digital yang dapat dimanfaatkan sebagai solusi pembelajaran jarak jauh.

Sistem manajemen pembelajaran digital, alat komunikasi dan platform e-learning memainkan peran penting selama pandemi ini. situs atau aplikasi yang tersedia dapat membantu guru untuk mengelola, merencanakan, mengirim dan melacak proses belajar siswa dari jauh. Ada beberapa pilihan yang direkomendasikan oleh UNESCO, salah satunya Google Classroom yang membantu siswa dan guru dalam mengatur tugas, meningkatkan kolaborasi dan komunikasi yang lebih baik.

Sedangkan untuk alat komunikasi, Zoom menjadi pilihan teratas yang memungkinkan komunikasi lewat video, video atau audio conference, chatting dan webinar. Selain itu Skype yang merupakan perangkat gratis untuk berkomunikasi baik secara pribadi maupun grup lewat video pun banyak dipilih.

Sektor pendidikan memang tengah beradaptasi dengan merespon karantina yang harus dilakukan di tengah wabah corona. Pergeseran mendadak dari yang awalnya belajar di kelas dan bertatap muka, kini dilakukan secara online.

Walau menjadi solusi terbaik saat ini, pengajaran jarak jauh ini juga membutuhkan pemikiran yang cermat tentang bagaimana siswa dan guru menghadapi perubahan ini. Selain itu, perlu dipertimbangkan juga gaya belajar seperti apa yang efektif untuk diterapkan ke proses pembelajaran yang kini dipindahkan ke perangkat teknologi.

Walau banyak yang mendapatkan manfaatnya, tidak sedikit yang mengeluhkan metode belajar online ini. Beberapa siswa mengeluh bahwasannya penggunaan media pembelajaran secara online dapat mengeruk kantong siswa sangat dalam. Dengan pembelian kuota untuk jaringan internet dan mendownload berbagai macam referensi untuk menyelesaikan tugas yang diberikan.

Selain itu kesulitan siswa dalam mempelajari dan mengerjakan soal-soal matematika, salah satu mata pelajaran yang dinilai butuh penjelasan dan pemahaman yang mendalam. Butuh metode yang lebih efektif sehingga siswa tetap dapat melakukan konsultasi dengan guru, layaknya saat sedang belajar di kelas.

Selain itu, waktu yang diberikan oleh para guru untuk mengerjakan tugas terbilang cukup singkat dibandingkan jumlah pekerjaan yang harus diselesaikan. Hal ini bahkan dikeluhkan para siswa langsung ke Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, yang kemudian disampaikan pada Menteri Pendidikan Indonesia. Tanggapan langsung akhirnya diberikan oleh Nadiem Makarim yang meminta para guru untuk tidak membebani siswa dengan tugas yang terlalu banyak

Hal yang sama juga dirasakan oleh para pengajar yang mau tidak mau harus melek teknologi dan meningkatkan kemampuan di bidang ilmu teknologi. Keterbatasan dalam bertatap muka dengan para siswa pun mendorong para guru untuk menemukan solusi terbaik untuk tetap mengajar para siswa dengan efektif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun