Puisi adalah salah satu bentuk karya sastra yang mampu mengungkapkan keindahan, emosi, dan imajinasi lewat rangkaian kata. Mengajarkan puisi kepada anak sering kali dianggap tantangan besar, terutama jika mereka merasa kurang percaya diri dalam menulis. Selain itu, Menulis puisi sering dianggap sulit oleh sebagian siswa. Mereka merasa kesulitan dalam memilih kata-kata yang tepat, memilih diksi yang sesuai, dan mengekspresikan perasaan mereka. Selain itu, beberapa siswa juga merasa metode mengajar puisi yang digunakan guru kurang menarik, sehingga menyebabkan mereka merasa bosan. Akibatnya, minat siswa untuk menulis puisi pun menjadi rendah. Lantas, bagaimana jika keterampilan menulis puisi ini diajarkan dengan cara yang lebih menarik dan relevan? Lingkungan sekitar ternyata bisa menjadi media yang efektif untuk mengasah kreativitas siswa dalam menulis puisi. Hal ini dibahas dalam penelitian yang menunjukkan bagaimana media lingkungan sekitar dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi (Amaliah, 2021).
1. Kemampuan Menulis Puisi Anak Berbasis Lingkungan Sekitar
   Agar pembelajaran menulis puisi menjadi lebih menyenangkan dan relevan bagi siswa, guru dapat memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sarana pembelajaran yang langsung terhubung dengan kehidupan sehari-hari. Dengan menggunakan pendekatan ini, siswa tidak hanya diberikan kesempatan untuk berkreasi dalam menulis, tetapi juga diberi kesempatan untuk mengamati dan merasakan secara langsung keindahan alam atau kehidupan sosial yang ada di sekitar mereka. Pengalaman-pengalaman tersebut dapat memberikan inspirasi bagi siswa untuk menulis puisi yang menggambarkan dengan lebih hidup dan mendalam tentang keindahan alam atau situasi kehidupan yang mereka temui. Misalnya menggambarkan "hembusan angin lembut yang membelai" atau "warna cerah bunga yang menyapa pagi" (Agustina, 2023).
   Pengembangan keterampilan menulis puisi pada siswa melalui media lingkungan adalah pendekatan pembelajaran yang semakin diminati. Metode ini menggabungkan pembelajaran yang berfokus pada lingkungan dengan pengembangan keterampilan menulis puisi. Lingkungan digunakan sebagai sumber inspirasi dan bahan ajar dengan memanfaatkan alam serta sumber daya di sekitar kita. Guru dan siswa bersama-sama mengamati, menjelajahi, dan mencatat apa yang ada di sekitar mereka. Contohnya, kegiatan ini dapat berupa kunjungan ke taman, sungai, atau hutan, yang memberikan banyak ide untuk membuat puisi. Pendekatan ini memberikan pengalaman belajar yang nyata, membantu siswa mengenal dan memahami alam lebih baik. Dengan media lingkungan, siswa belajar mengamati detail, menggambarkan pengalaman, dan menyampaikan ide melalui tulisan. Untuk siswa, kemampuan dasar seperti menyusun kalimat dan paragraf sederhana sudah dimiliki. Namun, dalam menulis puisi, mereka biasanya masih dalam tahap belajar. Pemahaman mereka tentang unsur puisi, seperti rima, metafora, atau personifikasi, masih terbatas karena pelajaran puisi seringkali tidak menjadi fokus utama di sekolah dasar. Lingkungan belajar juga mempengaruhi kemampuan menulis puisi siswa. Meskipun ada kegiatan literasi di sekolah, kegiatan khusus menulis puisi mungkin belum banyak dilakukan. Minat siswa terhadap puisi pun beragam, tergantung pada cara guru mengajarkan dan memberikan kesempatan untuk berekspresi. Guru memainkan peran penting, namun keterbatasan waktu dan sumber daya sering menjadi kendala dalam mengajarkan puisi secara mendalam (Paramitha, 2023).
Â
2. Langkah Efektif Mengajarkan Puisi Anak Berbasis Lingkungan
   Adapun Langkah-langkah efektif dalam mengajarkan puisi anak berbasis lingkungan yaitu sebagai berikut; (a) Proses pembelajaran ini diawali dengan aktivitas sederhana yang mengajak siswa untuk lebih peka terhadap lingkungan sekitar mereka. Guru meminta siswa untuk mengamati hal-hal menarik yang ada di sekitar, seperti keindahan alam, suasana di sekolah, atau kegiatan yang sedang berlangsung. Selanjutnya, siswa diminta mencatat apa saja yang menarik perhatian mereka selama pengamatan tersebut. Setelah itu, guru mengelompokkan siswa untuk berdiskusi bersama teman-teman mereka tentang apa yang telah diamati. (b) Dalam diskusi ini, siswa dapat saling berbagi pandangan dan pengalaman, sehingga mereka belajar memahami sudut pandang orang lain. Setelah diskusi selesai, guru memberikan tugas kepada siswa untuk menuangkan hasil pengamatan dan diskusi tadi dalam bentuk puisi. Pada tahap ini, guru memberikan bimbingan dengan menunjukkan cara merangkai kata-kata yang indah dan bermakna. Namun, siswa tetap diberikan kebebasan untuk mengekspresikan kreativitas dan emosi mereka melalui puisi tersebut. (c) Setelah semua siswa menyelesaikan puisi mereka, kegiatan pembelajaran ditutup dengan pembacaan hasil karya di depan kelas. Siswa diminta membaca puisi mereka satu-persatu sambil mendapatkan apresiasi dari guru dan teman-teman. Apresiasi ini tidak hanya bertujuan untuk memberi penghargaan terhadap usaha mereka tetapi juga untuk meningkatkan rasa percaya diri siswa dalam mengekspresikan diri di depan orang lain. Melalui proses ini, siswa belajar mengamati, berkreasi, dan menghargai karya mereka sendiri maupun karya orang lain (Misuari dkk, 2021).
3. Manfaat Penggunaan Lingkungan Sekitar Untuk Mengajarkan Puisi AnakÂ
   Memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar adalah cara yang sangat bermanfaat untuk meningkatkan pengalaman belajar siswa. Ketika siswa diajak belajar di luar kelas, mereka dapat mengamati berbagai hal secara langsung, seperti tumbuhan, hewan, atau kondisi lingkungan di sekitar mereka. Hal ini membantu siswa mengembangkan kemampuan mengamati dengan lebih baik. Misalnya, siswa bisa belajar tentang bagian-bagian tumbuhan dengan melihat tumbuhan asli, atau belajar tentang ekosistem dengan mengamati kolam ikan atau taman di lingkungan sekolah. Belajar di luar kelas juga membuat suasana pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Siswa tidak hanya duduk diam mendengarkan guru, tetapi mereka bisa bergerak, melihat langsung, bahkan menyentuh objek yang dipelajari. Kegiatan seperti ini membuat siswa lebih antusias karena mereka merasa belajar menjadi lebih menarik dan tidak membosankan. Ketika siswa merasa senang, mereka cenderung lebih mudah memahami dan mengingat apa yang telah dipelajari. Pendekatan ini juga memiliki nilai tambah dalam membangun rasa cinta terhadap lingkungan. Ketika siswa melihat betapa indahnya alam dan betapa pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, mereka akan lebih peduli terhadap lingkungan. Guru bisa mengajak siswa untuk memungut sampah, menanam pohon, atau menjaga taman sekolah. Kegiatan ini memberikan pengalaman langsung tentang pentingnya merawat lingkungan, yang merupakan pelajaran penting untuk masa depan mereka (Paramitha, 2023).
4. Pengaruh Pemanfaatan Lingkungan Sekitar Sebagai Media Mengajarkan Puisi AnakÂ
   Pendekatan ini terbukti sangat efektif dalam meningkatkan pemahaman siswa tentang teknik menulis puisi, sekaligus memperkuat motivasi mereka untuk terus belajar dan berkreasi. Dengan melibatkan pengamatan langsung terhadap lingkungan sekitar, siswa tidak hanya diajak untuk menciptakan karya yang lebih personal dan bermakna, tetapi juga untuk mengolah pengalaman serta perasaan yang mereka alami menjadi ungkapan kreatif yang mendalam. Melalui interaksi ini, proses pembelajaran menulis puisi tidak hanya sekadar melatih keterampilan berbahasa dan menyusun kata, tetapi juga menjadi medium yang mendorong siswa untuk menjadi generasi muda yang kreatif, peduli terhadap keberlanjutan lingkungan, serta memiliki kepekaan sosial yang tinggi terhadap isu-isu di sekitar mereka. Pendekatan sederhana yang memanfaatkan keindahan dan kekayaan alam sebagai sumber inspirasi ini memberikan dampak yang luar biasa. Alam menjadi guru terbaik yang mampu merangsang imajinasi, melatih empati, dan mengembangkan daya cipta anak-anak secara alami. Dengan demikian, pembelajaran menulis puisi berbasis pengamatan lingkungan tidak hanya membekali siswa dengan keterampilan akademik, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kehidupan yang mendalam, seperti kecintaan pada alam, rasa syukur, dan kemampuan untuk menghargai keindahan di sekitar mereka. Ini adalah langkah nyata untuk membentuk generasi yang tidak hanya mahir berkarya, tetapi juga memiliki jiwa yang peka, kreatif, dan bertanggung jawab terhadap dunia mereka (Paramitha, 2023).
   Guru dan orang tua dapat mendukung kreativitas anak dengan mendorong mereka untuk menghabiskan waktu di luar ruangan, memperhatikan setiap detail kecil yang ada di sekitar mereka, dan mengungkapkan ide-ide yang muncul tanpa merasa takut salah. Dengan cara ini, anak-anak diberikan kebebasan untuk bereksperimen dengan imajinasi mereka dan menulis dengan penuh percaya diri. Pendekatan ini menjadikan pembelajaran puisi tidak hanya sebagai kegiatan yang menyenangkan, tetapi juga sebagai pengalaman yang bermakna, karena anak-anak dapat menghubungkan apa yang mereka lihat dan rasakan di lingkungan sekitar dengan bentuk ekspresi diri melalui tulisan. Selain itu, hal ini juga menanamkan rasa cinta dan kepedulian terhadap alam dan lingkungan, yang dapat memperkaya perkembangan karakter anak. Mari wujudkan pembelajaran yang penuh inspirasi dengan menjadikan keindahan alam sebagai sarana belajar yang efektif dan menarik!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H