Mohon tunggu...
fitria dewi R
fitria dewi R Mohon Tunggu... Diplomat - mahasiswa

Mahasiswa IAIN Jember

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tari cokek Wujud Akulturasi Budaya Betawi dan Tionghoa

29 September 2019   21:21 Diperbarui: 29 September 2019   22:30 657
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tari Cokek lahir di lingkungan masyarakat Betawi Tionghoa di kota Jakarta,di Teluk Naga, Tanggerang.

dulu, Sungai Cisdane di Tanggerang merupakan akses yang di gunakan para pedagang Tionghoa untuk menjual barang-barangnya pada masyarakat disana, pedagang di lokasi ini berkembang pesat hingga banyak orang Tionghoa yang membeli tanah dan menetap di sana. mereka kemudian membaur dengan masyarakat setempat.

pembauran inilah yang akhirnya membuat kebudayaan masyarakat setempat. kemudian lahirlah beragam budaya  hasil akulturasi, baik dalam bahasa, kuliner,busana,maupunkesenian,tari cokek merupakan hasil akulturasi tersebut.

tari cokek ditarikan oleh penari wanita dengan iringan musik gambang kromong. dalam tarian ini, penari biasanya mengajak para tamu untuk ikut menari.

para penari mengajak tamu untuk menari bersama dengan mengalungkan selendang yang mereka kenakan ke leher tersebut. tidak semua tamu di ajak menari bersama. biasanya para tamu terhormat  yang di prioritas untuk di ajak menari.

nama cokek sendiri bersal dari Hokkian Chniou Khek yang berarti menyanyikan lagu. Di sebut menyanyikan lagu pada awalnya, cokek bukanlah sebuah tari yang berdiri sendiri, tetapi juaga dengan menyanyi.

cokek sebenarnya merupakan sebutan bagi penyanyi yang diiringi musik gambang kromong. namun, ia tidak sekedar menyanyi, tapi juga menari, penyany ini lebih dikenal dengan sebutan wayang cokek.

keberadaan cokek tidak bisa di lepaskan dari musik gambang kromo. musik tradisional betawi ini juga merupakan hasil akulturasi betawi dengan kebudayaan betawi dengan kebudayaan china. begitupun aspek- aspek dalam tari cokek, seperti kostum dan gerakan, semuanya berasal dari gerakan , semuanya hasil akulturasi budaya.

tari tradisional ini merupakan tari pergaulan. fungi tari tersebut sebagai hiburan. dulu, pertunjukan tari cokek biasanya untuk mengisi acara-acara hajatan masyarakat betawi seperti pernikahan dan khitan.

saat ini sangat jarang pertunjukan tari cokek. hanya pada acara-acar besar saja. kita bisa menyasikan tarian khas betawi ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun