Mahasiswa Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan Gelombang I 2024 dari Universitas PGRI Madiun (UNIPMA) telah menggelar program proyek kepemimpinan berbasis industri kreatif melalui pelatihan "Batik Tulis Khas Ponorogo". Proyek ini direalisasikan oleh 9 orang mahasiswa yakni Asnum Nurmajid (Ketua Kelompok) , Diana Hesti Pramitasari (Wakil Ketua), Diah Safitri (Sekretaris), Fitria Dewi Cahyani  (Bendahara), Vira Tri Rahayu (Divisi Kegiatan), Devita Sri Rahayu (Divisi Kegiatan), Rima Alisandra Yulia (Divisi Konsumsi), Sella Karlinda Puspa (Divisi Konsumsi) dan Nabella Amandha (Divisi Dokumentasi).Â
Pemilihan lokasi pelaksanaan kegiatan dilakukan di Desa Bedikulon, Kecamatan Bungkal, Kabupaten Ponorogo dengan tujuan memberikan edukasi dan pelatihan keterampilan membatik dengan motif khas Ponorogo. Sasaran yang dituju oleh mahasiswa adalah warga RT 01/RW 02, Dusun Bogem khususnya ibu rumah tangga yang belum mempunyai pekerjaaan dan keterampilan wirausaha.Â
Pada proyek membatik, mahasiswa tidak hanya sekedar menyampaikan materi akan tetapi juga melibatkan peserta untuk ikut serta dalam proses pembuatan batik secara langsung. Pengadaan program ini telah mendapatkan apresiasi dari Kepala Desa Bedikulon sekaligus warga sekitar. "Saya sangat senang jika mahasiswa akan melakukan pelatihan program pembuatan batik tulis khas Ponorogo untuk ibu-ibu rumah tangga di desa ini", ujar Bapak Lukmanul Hadi Kepala Desa Bedikulon.
Proyek ini melalui beberapa tahapan mulai dari penyampaian materi, menggambar pola, proses mencanting, pewarnaan, waterglass, pencucian dan pengeringan kain. Kegiatan diawali dengan menyampaikan materi mengenai proses pembuatan batik tulis mulai dari menggambar pola sampai pengeringan. Setelah materi selesai disampaikan, seluruh peserta berkesempatan untuk mengimplementasikan pemahaman yang didapatkan dengan melakukan praktik pembuatan batik secara langsung. Proses pelaksanaan kegiatan ini peserta di dampingi oleh mahasiswa dan Ibu Ika selaku Owner "Fajar Batik".
Tahapan pertama pembuatan batik adalah menggambar motif batik tulis khas Ponorogo pada kain putih polos. Peserta menggambar motif tersebut dengan bantuan kertas agar gambar yang dihasilkan lebih sempurna sebelum digoreskan pada media kain. Perlu ditekankan bahwa proses ini juga memanfaatkan pensil sebagai alat menggambar. Motif yang digambar pada kain disesuaikan dengan tema yang telah ditetapkan. Mahasiswa mengusung tema khas Budaya Ponorogo dalam pembuatan batik ini, maka motif yang dihasilkan berupa "Reog Ponorogo".Â
Proses selanjutnya adalah peserta menorehkan malam dengan canting atau disebut dengan mencanting. Bahan yang perlu dipersiapkan dalam mencanting  berupa lilin atau malam yang telah dipanaskan. Mencanting  membutuhkan kesabaran dan keuletan agar hasil cantingan sesuai dengan pola atau motif yang telah digambar. Hasil dari mencanting dibiarkan sejenak hingga mengering sebelum menuju proses pewarnaan motif. Pewarnaan ini menggunakan kuas yang berbeda untuk tiap warna yang berbeda agar warna yang dihasilkan tidak tercampur. Setelah motif selesai diwarnai kemudian dilanjutkan dengan memblok seluruh kain taplak dengan warna yang ditentukan. Perlu diketahui bahwa memblok warna dilakukan dengan penuh ketelitian agar warna yang dihasilkan sama rata.Â
Pencucian dan pengeringan kain adalah tahap terakhir pada proses membuat batik. Kain yang tealah dimasukkan pada rebusan air tepun kanji kemudian dicuci dengan air yang mengalir. Pencucian dilakukan secara berulang untuk menampilkan warna dan motif kemudian dijemur hingga kain tersebut kering.