Mohon tunggu...
Fitria Nur Anggraini
Fitria Nur Anggraini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa 23107030061 UIN Sunan Kalijaga

Sedang menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Sampah Plastik Menumpuk: Bagaimana Cara Menguranginya?

4 Juni 2024   08:12 Diperbarui: 4 Juni 2024   08:23 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Permasalahan tentang sampah sudah dari dulu memang tidak ada habisnya. Persoalan sampah selalu dibahas dan belum terpecahkan. Terkhususnya, limbah sampah domestik yang merupakan penyumbang sampah paling banyak. Bagaimana tidak, manusia pasti selalu mengeluarkan sampah ketika mengkonsumsi sesuatu, entah itu plastik atau sisa makanan.Penelitian membuktikan, bahwa, limbah paling banyak yaitu berjenis plastik dan sisa makanan.Bahkan, kontaminasi dari plastik paling besar adalah ikan dan garam.

Banyak penghuni yang ada di laut yang mati akibat limbah plastik yang terbuang di laut. Penyu salah satunya. Penyu tidak bisa membedakan ubur-ubur yang merupakan makanan utama penyu dengan plastik, sehingga penyu malah memakan plastik yang mirip dengan ubur-ubur. Selain itu, plastik sangat mengganggu aktivitas penyu dalam bertelur. Jika pesisir pantai yang dipenuhi plastik, maka akan menyulitkan penyu menuju laut.

Sudah sejak lama manusia banyak memproduksi dan menggunakan plastik sehingga menumpuk menjadi limbah. Butuh waktu yang sangat lama plastik terurai. Menurut beberapa penelitian barang barang yang mengandung plastik dapat terurai sekitar 10-1000 tahun. Sedangkan sudah puluhan ton limbah plastik belum terurai.

Sebagai manusia yang mencintai bumi dan alam sekitar, kita tidak bisa membiarkan limbah plastik terus menumpuk. Kita harus sadar akan bahayanya plastik jika dibiarkan. Ada banyak cara untuk mengurangi plastik, antara lain ialah:

1. Menggunakan tas belanja yang dapat digunakan kembali

Salah satu bukti kita mencintai lingkungan adalah dengan menggunakan tas belanja pengganti kantong plastik. Dengan menggunakan tas kain yang digunakan kembali kita dapat peduli dengan nasib hewan laut yang mati karena plastik. Jika kalian lihat di pasar sudah banyak ibu-ibu membawa tas belanja yang khas seperti anyaman saat berbelanja di pasar. Banyak toko juga sudah mulai mengenakan biaya tas plastik guna mendorong pelanggan untuk membawa tas sendiri. Itu adalah salah satu bukti bahwa sudah banyak yang peduli.

2. Mengurangi kosmetik dan skincare

Bukan berarti tidak boleh menggunakan make-up atau pun skincare. Botol yang ada di skincare mengandung bahan dari plastik yang butuh waktu lama untuk terurai. Banyak orang membuang-buang botol skincare yang sama dengan alasan yang tidak cocok dengan kulitnya. Alhasil, mereka banyak mengoleksi botol kemasan skincare. Nah, caranya dapat dengan melihat komposisi dan kadar kandungan yang ada di dalam kemasan dahulu. Ketahuilah jenis kulit yang cocok dengan kandungan skincare. Dengan mengecek terlebih dahulu sehingga anda tidak akan salah beli karena tidak cocok dengan kulit.

3. Hindari produk sekali pakai

Bahan plastik sekali pakai ini contohnya bisa saja sedotan, sendok, atau piring. Hindari produk seperti itu, sekarang sudah banyak sedotan yang tidak menggunakan bahan dari plastik, botol, sendok dan piring juga. Usahakan jika membeli sesuatu membawa wadah sendiri dari rumah. Bawa selalu peralatan ini dalam tas anda untuk digunakan saat makan di luar atau membeli minuman. Selain mengurangi sampah plastik, produk yang dapat digunakan kembali biasanya lebih tahan lama dan lebih ekonomis dalam jangka panjang. Membawa tumbler atau botol minum sendiri juga merupakan usaha mengurangi konsumsi plastik. Hal itu, dapat mengurangi limbah plastik yang menumpuk

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun