Mohon tunggu...
Fitria Andriani
Fitria Andriani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hallo saya Fitria Andriani, Mahasiswi pada program studi Pendidikan Guru MI UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Upaya Perwujudan Sustainable Development Goals (SDGs) dalam Bidang Pendidikan melalui Implementasi Merdeka Belajar

29 Juni 2022   07:45 Diperbarui: 29 Juni 2022   07:50 4038
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dalam kebijakan merdeka belajar, terdapat faktor utama yang menjadi kunci keberhasilan dalam meningkatkan mutu pendidikan, yaitu :

1) Proses pembelajaran
Pembelajaran merupakan kegiatan belajar mengajar yang berperan dalam menentukan keberhasilan belajar siswa. Dari proses pembelajaran akan terjadi hubungan timbal balik antara guru dengan siswa untuk mencapai tujuan pendidikan. Proses pembelajaran hendaknya dirancang agar dapat menumbuhkan motivasi dan mendukung siswa untuk memiliki empat kompetensi yang harus dimiliki oleh generasi bangsa dalam menghadapi abad 21. Keempat kompetensi tersebut sering disebut dengan 4C yaitu communication (komunikasi), collaboration (kerjasama), critical thinking( berpikir kritis), creativity (daya cipta). Selain empat kompetensi tersebut, pendidikan juga harus menumbuhkan karakter pada diri siswa. Dimana pendidikan karakter dalam konteks saat ini sangat relevan untuk mengatasi krisis moral yang menimpa generasi muda di negara ini. Dengan dimasukannya keempat kompetensi dengan ditambah penguatan pendidikan karakter diharapkan akan menghasilkan mutu lulusan yang berkualitas.

2) Kemerdekaan dan komitmen guru
Dalam pendidikan guru memiliki peran yang sangat penting, karena sebaik apapun sistem pendidikan tanpa didukung dengan adanya guru yang bermutu maka sistem itu tidak akan berfungsi. Guru juga merupakan orang yang paling bertanggungjawab untuk menyediakan lingkungan pendidikan yang serasi agar terjadi proses belajar yang efektif. Terkait pada point pertama yaitu proses pembelajaran, dimana proses pembelajaran yang menyenangkan, penuh dengan kreativitas dan inovasi akan mendorong termotivasinya anak dalam belajar. Oleh karena itu, dalam kebijakan ini, guru lebih ditekankan pada proses pembelajarannya, bukan pada administrasinya. Dengan berkurangnya beban guru terkait dengan administrasi maka diharapkan para guru akan lebih meningkatkan kompetensi profesionalnya dalam pembelajaran.
Selain itu, dalam kebijakan ini guru juga diharapkan memiliki dua kompetensi tambahan yaitu Computational Logic dan Compassion. Cumputational logic adalah kemampuan berpikir untuk menyelesaikan suatu permasalahan secara menyeluruh dan logis. Ketika sudah terbiasa dengan kompetensi ini, guru akan lebih berpikir kritis sehingga dapat memecahkan suatu permasalahan secara efektif dan efisien. Compassion ini merupakan kompetensi yang harus dimiliki oleh guru ketika mengajar, karena compassion ini secara tidak langsung akan membangun integritas. Seorang guru harus memiliki minat dan bakat yang tinggi dalam profesinya. Dalam artian guru harus mencintai profesi yang ditekuninya, karena ketika seseorang telah memiliki compassion maka akan memiliki motivasi yang tinggi untuk terus memperbaiki dan mengembangkan diri. Dengan menguasai kompetensi yang sudah ada, dengan ditambah dua kompetensi baru tersebut, diharapkan kemampuan guru tidak diragukan lagi dan guru bebas melaksanakan aktivitas pembelajaran secara kreatif dan inovatif.

3) Kepemimpinan kepala sekolah
Salah satu kunci yang sangat menentukan keberhasilan sekolah dalam mencapai tujuannya adalah kepala sekolah. Keberhasilan kepala sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan secara dominan ditentukan oleh keandalan manajemen sekolah yang bersangkutan, sedangkan manajemen sekolah sangat dipengaruhi oleh kapasitas kepemimpinan kepala sekolah. Dalam lingkungan pendidikan, kepemimpinan pendidikan adalah kepemimpinan yang fokus pada peningkatan mutu pendidikan. Dalam manajemen sekolah, kepala sekolah harus memastikan hubungan ekosistem yang ada disekolah antara kepala sekolah dengan guru, guru dengan siswa, dan seluruh warga sekolah harus terjalin dengan baik. Selain itu, seorang pemimpin harus memiliki kemampuan visioner dan memiliki kreatifitas yang tinggi.
Berdasarkan analisis yang dilakukan, kesimpulan dari penulisan ini adalah penerapan program merdeka belajar telah diimplementasikan di Indonesia dan memberikan arah baru dalam pokok-pokok inti yang telah ditetapkan. Penetapan pokok kurikulum merdeka belajar tentang USBN dan UN dapat diadaptasi pihak pendidik maupun peserta didik. Selain itu, kemerdekaan atau kebebasan penyusunan RPP bagi tenaga pendidik menjadi poin penting dalam penyusunan kurikulum ini dengan menuntut kreativitas guru dan peluangnya secara penuh dalam mencapai tujuan pendidikan. Hal-hal tersebut sejalan dengan upaya pemerataan pendidikan di berbagai daerah dengan memberikan peluang seluas-luasnya kepada pendidik dan peserta didik. Selain berdampak pada peningkatan pendidikan nasional, kemerataan pendidikan merupakan wujud dari pencapaian SDGs dalam bidang pendidikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun