Mohon tunggu...
Fitria Maharani Zagita
Fitria Maharani Zagita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hallo semuanya! selamat datang. Terima kasih telah berkunjung ke profil kami!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Menjelajahi Rasa Kesetaraan Tanpa Batas Gender dalam Feminisme

10 Januari 2024   15:22 Diperbarui: 10 Januari 2024   15:27 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Feminisme bukan sekadar himpunan tuntutan perempuan untuk hak-hak yang setara dengan pria. Lebih dari itu, feminisme adalah seruan emosional untuk menjelajahi dan menerapkan rasa kesetaraan tanpa memandang batas gender. Ketika kita menjelajahi dimensi emosional dalam konteks feminisme, kita mendapati bahwa rasa kesetaraan tidak terbatas pada perjuangan perempuan semata, namun melibatkan semua individu tanpa memandang identitas gender mereka. Dalam perjuangan ini, perasaan empati dan solidaritas tidak terbatas pada pengalaman satu kelompok gender saja, melainkan mencakup spektrum luas dari pengalaman manusia. Kita belajar untuk merasakan beban kegembiraan bersama sebagai satu kesatuan manusia.

Melalui feminisme, kita merayakan keberagaman identitas gender dan merangkul keunikan setiap individu. Menurut komunikolog Dr. Geofakta Razali dalam Kelas Penulisan Berita yaitu, "Gerakan feminisme dapat menciptakan ruang untuk mengeksplorasi rasa kesetaraan tanpa memaksa individu untuk terjebak dalam stereotip gender yang sempit." Hal tersebut dapat menunjukkan rasa kebebasan untuk menjadi diri sendiri, terlepas dari ekspektasi sosial terkait apa yang dianggap 'layak' untuk seorang pria atau wanita, adalah inti dari revolusi emosional ini. Rasa kesetaraan di dalam feminisme juga melibatkan perjuangan melawan ketidakadilan gender yang dialami oleh semua individu. Baik itu perempuan yang berjuang melawan ketidaksetaraan upah atau pria yang berjuang bahwa rasa kesetaraan adalah hak fundamental yang bersifat universal. Perasaan keadilan menjadi pemicu untuk menantang norma dan struktur yang tidak adil.

Dalam menjelajahi rasa kesetaraan tanpa batas dalam feminisme adalah panggilan untuk menolak ketidakadilan gender dalam segala bentuknya. Ini bukan hanya tentang memperjuangkan hak-hak perempuan, melainkan tentang menciptakan masyarakat di mana tak seorang pun harus mengalami diskriminasi atau ketidaksetaraan berdasarkan jenis kelamin. Rasa kesetaraan yang kita eksplorasi dalam feminisme adalah komitmen untuk membangun dunia yang melibatkan setiap individu dalam perjalanan menuju keadilan yang hakiki. Ketika semua individu merasa dihargai dan setara, masyarakat menjadi lebih kuat dan berkelanjutan. Feminisme dalam esensinya merupakan pemimpin dalam menuju dunia di mana rasa kesetaraan mengalir sebagai sungai tak terbatas yang mempersatukan semua manusia, tanpa memandang jenis kelamin.

Saya Fitria Maharani Zagita merupakan mahasiswa aktif di Institut STIAMI jurusan Manajemen Komunikasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun