Di tengah kesibukan bekerja sebagai waitres di sebuah Rumah Makan, Fitria tidak pernah berhenti bermimpi. Hari-harinya penuh dengan rutinitas yang berat, namun sebuah kabar mengguncang hidupnya: ia berhasil mendapatkan beasiswa kuliah yang selama ini ia impikan. Perjuangan seorang perempuan yang tak kenal lelah untuk keluarganya kini membuahkan hasil manis, membawa harapan baru untuk masa depan.
Fitria, seorang perempuan berusia 18 tahun, tinggal di sebuah desa kecil bersama ibu. Sejak kecil, ia sudah terbiasa dengan kehidupan yang penuh tantangan. Ayahnya di luar kota semenjak berpisah dengan ibunya 12 tahun lalu. Meskipun demikian, ia selalu berusaha menjaga semangat belajar, meski harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Saya merasa seperti harus menggantikan peran beliau. Saya bekerja untuk ibu, tapi saya juga tahu pentingnya pendidikan untuk masa depan saya," ujar Fitria dengan mata yang berbinar.
Setiap hari, Fitria bangun pagi lalu bergegas ke tempat ia bekerja. Ia bekerja 10 jam setiap hari, namun waktu malamnya dihabiskan untuk belajar. Meskipun kelelahan seringkali menguji fisiknya, semangatnya tak pernah padam. Ia mengerjakan tugas-tugas kuliah online yang ia ambil dengan tekun di tengah kesibukannya.
"Saya sering tertidur di meja kerja setelah belajar. Tapi setiap kali saya bangun, saya tahu itu semua akan terbayar. Saya ingin memberikan yang terbaik untuk keluarga saya dan meraih cita-cita saya," katanya, dengan senyum tipis yang penuh harapan.
Semua usaha kerasnya akhirnya membuahkan hasil ketika ia menerima kabar gembira dari sebuah universitas. Fitria terpilih sebagai penerima beasiswa penuh untuk program kuliah yang selama ini ia idam-idamkan. Kabar itu datang seperti mimpi yang menjadi kenyataan. Tak percaya dengan apa yang ia dengar, Fitria melanjutkan percakapan dengan sang penerima beasiswa melalui telepon, mengonfirmasi bahwa beasiswa itu benar adanya.
"Awalnya saya pikir itu hanya lelucon. Tapi ketika saya membaca surat beasiswa itu, saya hampir menangis. Ini bukan hanya kemenangan saya, tapi juga untuk keluarga saya yang telah mendukung saya sepanjang perjalanan ini," ujar Fitria, suaranya bergetar penuh kebahagiaan.
"Ibu saya selalu bilang, 'Kamu harus jadi perempuan yang mandiri dan kuat.' Saya ingin membuktikan itu. Beasiswa ini adalah bukti bahwa kerja keras dan doa tidak akan mengkhianati hasil," ujar Fitria, dengan penuh rasa syukur.
Rekan kerjanya di Rumah Makan, Andi, mengatakan bahwa Fitria selalu menjadi sosok yang rajin dan bertanggung jawab. "Fitria itu pekerja keras, tapi dia juga sangat bijaksana. Selalu ada senyum di wajahnya, meskipun kadang beban yang dia pikul begitu berat," kata Andi.
Beberapa bulan lalu, ketika Fitria hampir putus asa karena merasa lelah dengan rutinitasnya, ia sempat berpikir untuk menyerah. Namun, sebuah kejadian kecil yang menginspirasi membuatnya kembali bangkit ketika suatu malam, setelah pulang dari bekerja, melihat ibunya menangis sambil mendoakannya.
"Itu membuat saya menyadari betapa besar harapan yang ada di pundak saya. Saya harus tetap berjuang untuk mereka," katanya, dengan mata yang mulai berkaca-kaca.