Mohon tunggu...
Fitria ulfa
Fitria ulfa Mohon Tunggu... Guru - Berjuang awal dari kemenangan

Man jada wajada

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dermaga Utara

5 Januari 2021   02:35 Diperbarui: 5 Januari 2021   03:23 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Seruan burung setinggi tombak, dedaunan pun melambai ayu bak menyapa datangnya waktu, aku Fitria yang tinggal di selatan sebrang dengan 3 bersaudara dan aku hanya wanita seorang
Setiap hari aku murung dikamar tidak ada kegiatan yang membuatku terhibur, sampai orang tuaku berkata "kerajaanmu tidur terus nak..! Apa tidak ada kerjaan lain selain tidur ?, Coba keluar sana main atau apa gitu..!". Aku Hanya diam sambil mengangguk - angguk kepala.

Suatu ketika aku hendak keluar rumah persis seperti yang orangtuaku katakan tapi, aku bingung mau kemana langkah ini yang akan dituju, temanku sudah banyak merantau tak ada tempat yang bisa membuatku happy " ah...! Membosankan " kataku sambil mengangkat kedua alis. Satu desa sudah dilewati tapi tetap saja tidak ada hiburan mau pulang pasti orang tuaku berkata " kok cuma sebentar..! Mau tidur lagi ?. Bosan rasanya mendengarkan kata - kata itu lagi.

Hari mulai meninggi sampailah disuatu tempat yang menurut saya itu dermaga tempat perahu - perahu gitu hehehe... sok tahu aku ya.. dan katanya disebrang sana ada desa, " masak disitu ada kehidupan ( desa )" ucapku dalam hati. Ingin rasanya menyebrangi dan pergi kedesa itu tapi, aku takut dan tak ada satupun yang aku kenal, tak lama kemudian datanglah pemuda berkulit sawu yang mau pergi kedesa itu, lalu dia menghampiriku dan berkata " mau kemana?" Tanyanya halus. " ini cuma mau lihat - lihat soalnya baru pertama kali kesini" jawabku . " Ayo kalau mau ikut saya, jangan khawatir nanti saya antar pulang kok" pemuda itu mengahakku, tapi aku takut tapi, rasa penasaranku membara lalu aku mengiyakan ajakan pemuda itu.

Sesampainya disebrang aku melihat keindahan yang takpernah aku lihat, "heh...! Kok ngelamun" sontak aku kaget "oiya maaf" jawabku seperti orang dibawah sadar. "Gimana mau ikut jalan - jalan mengelilingi desa SORO'AN ?". Ohh nama desanya SORO'AN baru tahu, lalu aku mengangguk, seharian penuh mengelilingi desa bersama pemuda itu kemudian aku pulang kerumah karna sudah sore, pemuda itu mengantarkanku kepelabuhan sebelum saya pergi aku lupa bertanya siapa namanya ". Oiya siapa namamu ?" Tanyaku malu. "Saya Hambal, senang berkenalan denganmu" jawabnya lembut, lalu aku pamit pulang karna takut dicari orang tuaku.

Satu hari berlalu aku terus memikirkan pemuda itu dia baik dan ramah "eh..! Kok malah kepikiran pemuda itu" tapi, apa aku bisa bertemu dia lagi ?, Semoga saja suatu saat bisa bertemu lagi.

Sempat terlintas dibenakku apa aku sudah bisa merasakan jatuh cinta setelah sekian lama menyendiri, pemuda itu membuat berubah, berubah dari kebiasaanku yang kerjaannya tidur dan saat ini jadwal tidurku disita oleh lamunan wajahmu, oh tuhan jika aku pinta tolong pertemukanlah aku dengan pemuda itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun