Mohon tunggu...
FITRI ARIYANTI
FITRI ARIYANTI Mohon Tunggu... -

usaha pasti ada hasil

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ajak Anak untuk Berfikir Kritis, Kreatif, dan Problem Solver

2 Desember 2011   00:51 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:56 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pendidikan merupakan sarana yang digunakan untuk menjadikan anak berfikir kritis dan kretif. Setelah anak mempunyai kemampuan untuk berfikir kritis dan kreatif maka akan dapat diajak untuk masuk ke tingkat yang lebih tinggi yaitu problem solver. Dalam menjadikan anak kritis, kreatif dan problem solver sangat erat kaitannya dengan pemberian masalah. Sebelum kesimpulan dari membentuk anak berfikir kritis, kreatif yang kemudian dapat menerapkan keduanya dalam problem solver. Sebaiknya dibahas satu demi satu.

Berfikir kritis bisa dikatakan sebagai berfikir secara cepat dan rasional setiap informasi yang didapatkan. Namun, berfikir kritis tidak semata-mata hanya berfikir secepat-cepatnya tetapi harus mengetahui bagaimana mengolah berbagai infomasi untuk mencapai hasil pembelajara serta berhasil mengatasi berbagai masalah yang timbul. Dalam pembelajaran, guru jangan terlalu mengekang setiap aktivitas anak dan perlu memperhatikan perkembangan kemampuan anak. Biarkan anak untuk berfikir sesuai kemampuan yang dimilikinya dan tidak membatasi anak mengeluarkan berbagai pendapat yang memang sesuai dengan pemikiran masing-masing.

Anak yang dikatakan befikir kreatif adalah anak yang mampu berfikir berbeda dari yang lainnya. Anak kreatif biasanya anak yang mampu berifikir lebih maju dalam menciptakan suatu produk yang baru. Kreatif tidak terbatas bagi anak yang memiliki kecerdasan tinggi. Seorang anak yang memiliki kecerdasan normalpun dapat lebih kreatif. Sehingga anak kreatif itu tidak ditentukan oleh kecerdasan yang dimilikinya. Namun dapat dibentuk dari lingkungan yang memang dapat mendukung meningkatkan kekreatifitasannya.

Berkaitan dengan pembelajaran yang dilakukan agar menjadikan anak berfikir kreatif dapat diawali dari pola pengasuhan anak. Pola pengasuhan disini mengartikan bahwa anak diberikan kebebasan untuk melakukan apa yang diinginkan, melarang anak dengan paksa, bahkan mengkritik karya anak secara berlebihan sehingga dapat melunturkan kretif anak. Dari semua hasil karya yang dibuat anak harus diberikan suatu penghargaan, setidaknya menghargai hasil anak dengan ucapan yang dapat meningkatkan kemampuan kreatifitas yang dimiliki. Setiap pembelajaran pastinya akan timbul berbagai masalah. Masalah merupakan salah satu cara yang baik untuk membantu menjadikan anak lebih kreatif. Walaupun anak dibiarkan untuk menyelesaikan masalah yang di hadapi, seorang guru harus tetap ada untuk menjadi pembimbing dan fasilitator dari setiap pembelajaran. Sehingga dari berbagai masalah yang timbul anak seakan memiliki pembimbing dan bisa tetap menajalin komunikasi dengan gurunya dalam menghadapi berbagai masalah.

Apabila anak telah memiliki kemampuan untuk berfikir kritis dan kreatif maka anak dapat diajak untuk problem solver. Problem solver diartikan sebagai strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk memecahkan berbagai masalah yang timbul secara logis dan rasional. Dalam kaitannya problem solver dapat terlaksana apabila anak mampu berfikir kritis atau kreatif bahkan mampu berfikir kritis juga kreatif. Hal ini dikarenakan anak terbiasa memecahkan masalah.

Jadi, menjadikan anak berfikir kritis, kreatif, dan problem solver dapat dilakukan dengan pendidikan. Seorang anak agar menjadi kritis dan kreatif harus dibiasakan dengan memberikan masalah sekaligus mampu memecahkannya dan mampu diajak ketingkat pembelajaran yang lebih tinggi yaitu problem solver. Karena pelaksanaan problem solver dalam pembelajaran memerlukan berfikir kritis dan kreatif.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun